REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin menegaskan, agama Islam yang disebarkan Nabi Muhammad Saw mengajarkan kedamaian untuk seluruh alam.
Pernyataan ini disampaikan Kamaruddin saat mengisi Kajian Rutin Virtual Kitab Shahih Bukhari seri ke-14 bertema ‘Kesalehan Sosial’ yang diselenggarakan Ditjen Bimas Islam pada Ahad (16/1/2022). Kajian rutin ini disiarkan secara langsung di akun Youtube Bimas Islam Tv.
“Ajaran Islam memberikan kesejukan kepada seluruh alam, tidak hanya kepada manusia, tetapi kepada seluruh makhluk ciptaan Allah SWT. Jadi ini sejalan dengan Islam rahmatan lilalamin. Islam harus betul-betul merefleksikan kedamaian, ketenteraman, kesejukan kepada umat manusia dan semua makhluk ciptaan Allah,” jelas Kamaruddin.
Dirjen menerangkan, hal ini sejalan dengan perintah Alquran dan Al-Hadits. “Jadi Islam itu adalah agama yang tidak hanya menebarkan kedamaian kepada sesama umat Islam, tetapi kepada sesama manusia, sesama makhluk, bahkan kepada alam secara keseluruhan,” tuturnya dalam siaran pers.
Guru Besar Ilmu Hadis Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar ini menambahkan, Islam juga mengajarkan umatnya untuk berinfak meski dalam keadaan sempit sekali pun. Ada orang yang meskipun dalam keadaan susah dan sempit itu tetap bisa berinfak.
“Orang yang tetap berinfak dalam keadaan sempit Ini adalah puncak kemuliaan. Jadi kalau orang yang lapang, orang yang kaya raya, memiliki harta lalu berinfak, itu biasa karena memang dia mampu untuk melakukannya,” tegasnya.
Pada kajian yang digelar rutin setiap akhir pekan ini, Dirjen menjelaskan, ajaran Islam tidak hanya diucapkan dan dipahami saja, tetapi harus menjadi sesuatu yang bisa mentransformasi seseorang sebagai makhluk sosial. Ajaran Islam, kata Dirjen, mencakup harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Semoga pengetahuan kita, pemahaman kita tentang hadis-hadis Rasulullah SAW ini bisa kita amalkan, bisa kita transformasikan dalam kehidupan kita. Jadi bisa mengubah perilaku kita. Kalau hanya sebatas pengetahuan dan pemahaman saja tentu tidak ada maknanya. Kita harus melakoninya, kita harus mengamalkannya supaya kita menjadi orang yang bermanfaat,” kata Dirjen.