Kamis 30 Dec 2021 12:23 WIB

Islamofobia di Eropa Makin Buruk pada 2020

Muslim Prancis dan Austria mengalami Islamofobia yang dilegitimasi negara.

Rep: Dwina Agustin/Dea Alvi Soraya/ Red: Ani Nursalikah
Islamofobia di Eropa Makin Buruk pada 2020. Sekelompok wanita berunjuk rasa di Prancis menuntut dihentikannya Islamofobia. Sekjen PBB Antonio Guterres menyuarakan keprihatinan atas meningkatnya Islamofobia. Ilustrasi.
Foto:

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan perdamaian dan harmoni tertinggi umat Muslim hanya akan tercapai jika persatuan dan solidaritas dalam menghadapi Islamofobia telah berbentuk kukuh.

Dalam pemaparannya di Konvensi Masyarakat Muslim Amerika (MAS) dan Lingkaran Islam Amerika Utara (ICNA) di Chicago, salah satu konvensi Islam terbesar yang diadakan setiap tahun di Amerika Utara, Erdogan menyoroti pentingnya persatuan dan kepositifan bagi umat Islam dalam menekan lonjakan kasus Islamofobia.

“Kita perlu memperkuat solidaritas kita dalam menghadapi kebencian anti-Muslim, xenofobia, dan rasialisme budaya, yang meningkat selama pandemi,” kata Erdogan, dilansir Daily Sabah, Selasa (28/12).

Dia menambahkan umat Islam perlu bersatu dan mengesampingkan perbedaan budaya dan etnis. “Semua Muslim adalah saudara dan saudari, terlepas dari asal, warna kulit, bangsa, budaya, dan golongan,” kata Erdogan.

Dia menambahkan Islam tidak memiliki ruang untuk pengucilan, hasutan atau teror. Dia mengatakan alih-alih menarik diri, umat Islam harus berusaha percaya diri dan memainkan peran mereka dengan cara merangkul dalam masyarakat tempat mereka tinggal.

 

https://www.aa.com.tr/en/world/islamophobia-in-europe-has-worsened-in-2020-report/2460785

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement