REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mantan Katib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2015, KH A Malik Madani mengusulkan nama KH Asad Said Ali untuk turut dalam bursa kandidat Muktamar ke-34 NU.
Hal ini diutarakan Kiai Malik Madani menjelang Muktamar ke-34 NU yang akan digelar di Provinsi Lampung pada 23-25 Desember 2021.
“Saya rindu sosok pemimpin NU yang bisa dan bersedia berkorban memberi untuk NU, serta bersedia menghidupkan NU, bukan yang mencari hidup dan kejayaan serta kekayaan dari NU,” ujar Kiai Malik saat dikonfirmasi Republika.co.id, Kamis (9/12).
Dia mengatakan, sosok yang seperti itulah yang dibutuhkan NU sekarang ini. Namun, menurut dia, sosok seperti itu tentu tidak akan mau berkompetesi layaknya Pilpres atau Pilkada.
Dia melihat Kiai Asad Said Ali, adalah sosok pemimpin yang bersedia dan terbukti berkorban untuk NU.
“Dia telah membuktikan hal itu ketika menjabat sebgaai waketum, dan setelah tidak menjabat pun dia tetap memberikan pengorbanannya kepada NU,” ucapnya.
Bahkan, menurut Kiai Malik, saat merintis Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU), Asad Said Ali rela merogoh koceknya sendiri untuk kepentingan NU.
“Apa yang disebut PKPNU itu sekarang dirasakan manfaatnya di seantero negeri, di nusantara ini oleh warga-warga NU. Itu adalah rintisan beliau dengan biaya dari kocek beliau sendiri, dan banyak yang lain,” katanya.
Dia mengatakan, sosok yang dibutuhkan NU saat ini bukan pemimpin yang hanya pintar beretorika, tapi sosok siap bekerja dengan nyata untuk kebesaran NU.
“Itulah yang kita butuhkan. Bukan orang yang pintar retorika, meninabobokan massa, membius massa untuk terkagum-kagum. Bukan pula orang yang pintar membikin visi dan misi walaupun itu khayali atau fiktif,” jelasnya.
Kiai Malik mengatakan, Asad Said Ali adalah sosok pemimpin NU yang sangat rendah hati, sehingga pantang mendeklarasikan diri untuk maju pada Muktamar NU ke-34.
Namun, dia berharap Asad Said Ali bersedia untuk diusung menjadi calon Ketum PBNU.
“Saya tidak mendeklarasikan, hanya bermimpi dan merindukan. Mbok ya sosok seperti Asad Said Ali ini mau diusung sebagai calon alternatif, supaya masyarakat, umat, dan bangsa ini tahu bahwa NU itu kaya dengan kader berkualitas,” kata Kiai Maik.
“Saya berharap mau maju, tapi sampai sekarang beliau tidak menyatakan iya kepada saya. Itulah ciri orang yang tawadhu, orang yang rendah hati,” imbuhnya.