REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu pemberhentian KH Yahya Cholil Staquf dari jabatannya sebagai Ketua Umum PBNU sedang hangat diperbincangkan. Isu ini mencuat setelah beredarnya surat dengan kop PBNU yang ditandatangani oleh Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, di Jakarta, 29 Jumadal Ula 1447/20 November 2025.
Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Afifuddin Muhajir, membenarkan adanya surat pemakzulan tersebut. "Iya benar," kata dia singkat ditemui Republika.co.id secara khusus, di arena Munas XI MUI di Hotel Mercure, Jakarta, Jumat (21/11/2025) malam.
Saat dimintai penjelasan lebih lanjut perihal surat tersebut Kiai Afif tidak memberikan respons banyak. Kiai Afif enggan untuk memberikan keterangan. "Gak bisa saya menjelaskan itu," ujar Kiai Afif.
Sebelumnya, KH Yahya Cholil Staquf mendatangi lokasi Musyarawah Nasional (Munas) MUI XI di Mercure Convention Center Ancol, Jakarta Utara, Jumat (21/11/3025).
View this post on Instagram
Berdasarkan pantauan Republika.co.id di lokasi, Gus Yahya tampak keluar dari lobby hotel pada 17.32 WIB bersama ajudannya dan beberapa kiai. Saat ditemui, Gus Yahya mengaku baru saja bertemu dengan kiai karismatik asal Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo sekaligus Wakil Rais Aam PBNU, KH Afifuddin Muhajir.
"Ketemu Kiai...Kiai Afif," ujarnya saat ditanya terkait kedatangannya ke lokasi Munas MUI.
Saat ditanya isu pemakzulan yang santer beredar, Gus Yahya menegaskan bahwa dirinya tidak membahas soal itu dengan Kiai Afif.
"Gak..ya apa namanya...gak ada (bahas pemakzulan)," ucap Gus Yahya dengan nada terbata-bata.
Dalam pertemuan itu, Gus Yahya mengaku hanya membahas terkait tapak tilas Pengasuh kedua Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, KHR As'ad Syamsul Arifin.
"Kita mau ada tapak tilas perjalanan Kiai As'ad," katanya.
Muktamar PBNU sendiri baru akan digelar di Surabaya pada 2026 mendatang. Namun, Gus Yahya juga mengaku tidak membahas hal itu dengan Kiai Afif.
"Gak...masih lama," ucap Gus Yahya dari dalam mobilnya.




