Selasa 23 Nov 2021 06:25 WIB

Wanita Gaza Dipaksa Gugurkan Impian Jadi Ibu

Perang membuat wanita hamil di Gaza depresi dan keguguran.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Wanita Gaza Dipaksa Gugurkan Impian Jadi Ibu. Warga Palestina yang terdiri dari perempuan dan anak-anak mengungsi untuk berlindung dari serangan udara Israel ke bangunan sekolah milik PBB di Gaza, Rabu (19/5) waktu setempat.
Foto:

"Saya menghabiskan sebagian besar waktu saya untuk tidur, tidak dapat melakukan hal lain. Saya tidak makan dengan baik. Saya tidak ingin melihat atau berbicara dengan siapa pun, apalagi pergi ke mana pun. Karena biaya kehamilan melalui inseminasi buatan sangat tinggi, saya tak tahu kapan bisa melakukannya lagi," katanya.

Bahkan jika dirinya dan suami melakukannya, Doaa tak yakin akan berhasil. Selama eskalasi 11 hari, rumah sakit Gaza tidak rapat memberikan layanan yang paling terbatas kepada wanita hamil karena dibanjiri dengan kunjungan mendesak mereka yang terluka parah. Sedangkan rumah sakit swasta ditutup sepenuhnya.

Rumah sakit Al-Awda adalah salah satu rumah sakit yang buka penuh selama agresi Israel di Gaza. Rumah sakit ini terus memberikan dukungan kepada wanita hamil dan melahirkan. 

Namun, dengan jangkauan fisik yang minimal, ibu hamil diberi nasihat medis oleh staf rumah sakit melalui media sosial. Selama serangan 11 hari, wanita mengalami depresi atau ketidakpuasan yang mendalam setelah hamil. Bangsal rumah sakit dipenuhi ibu menangis yang tidak menerima bayi mereka atau menghadapi pola tidur yang tak teratur.

"Eskalasi baru-baru ini berdampak negatif pada kesehatan wanita hamil, dengan jumlah operasi caesar, kelahiran prematur, dan keguguran meningkat secara dramatis selama periode itu;" kata seorang psikolog di runah sakit al-Awda, Helena Musleh.

photo
Situasi Rumah Sakit di Gaza - (Abdillah Onim)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement