Selasa 23 Nov 2021 06:25 WIB

Wanita Gaza Dipaksa Gugurkan Impian Jadi Ibu

Perang membuat wanita hamil di Gaza depresi dan keguguran.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Wanita Gaza Dipaksa Gugurkan Impian Jadi Ibu. Warga Palestina yang terdiri dari perempuan dan anak-anak mengungsi untuk berlindung dari serangan udara Israel ke bangunan sekolah milik PBB di Gaza, Rabu (19/5) waktu setempat.
Foto: AP/Khalil Hamra
Wanita Gaza Dipaksa Gugurkan Impian Jadi Ibu. Warga Palestina yang terdiri dari perempuan dan anak-anak mengungsi untuk berlindung dari serangan udara Israel ke bangunan sekolah milik PBB di Gaza, Rabu (19/5) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Selama agresi Israel yang terbaru di Gaza, Doaa al-Ejla dipaksa menggugurkan janin dari program inseminasi buatan yang dia impikan sejak pernikahan. Ini membuat dia depresi hingga berbulan-bulan.

Terlepas pernikahan enam tahun dan upaya yang terus-menerus untuk hamil, Doaa tidak dapat hamil secara alami. Jadi, seperti halnya dengan perempuan Gaza lainnya, dia dan suami menempuh jalan membayar biaya inseminasi buatan untuk memenuhi impian mereka memiliki anak.

Baca Juga

"Inseminasi buatan di Gaza menelan biaya 2.000 dolar AS (sekitar Rp 28,5 juta), tidak termasuk obat-obatan lebih lanjut yang diperlukan selama kehamilan. Tetapi biaya ini tidak terlalu berat jika dibandingkan dengan memiliki anak," kata Doaa seperti dikutip dari laman Al Araby, Senin (22/11).

Ia menambahkan, penembakan Israel di daerah yang tengah diperangi  mengakibatkan tekanan pada wanita hamil di Gaza. Banyak yang harus menggugurkan janin mereka sebagai akibatnya. 

Pada Mei lalu, ketika serangan Israel menghujani Gaza selama 11 hari, dokter Doaa menginstruksikan perempuan tersebut menahan diri dari menonton berita katena takut hal itu akan memperburuk kesehatan dirinya dan janinnya. Tragisnya, ini membuat sang bayi tidak bisa bertahan lebih lama. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement