Sabtu 16 Oct 2021 12:50 WIB

Masjid Australia Kembali Sambut Jamaah Setelah Lockdown

Masyarakat telah menanti kebijakan pembukaan masjid.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
Masjid Australia Kembali Sambut Jamaah Setelah <em>Lockdown</em>. Foto:  ilustrasi menara masjid
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Masjid Australia Kembali Sambut Jamaah Setelah Lockdown. Foto: ilustrasi menara masjid

REPUBLIKA.CO.ID,SYDNEY – Masjid-masjid di Sydney, Australia kembali menyambut jamaah pada Jumat (16/10) setelah penguncian Covid-19. Anggota Dewan Asosiasi Muslim Lebanon Maen Akil mengatakan masyarakat telah lama menunggu keputusan itu.

“Hati orang beriman terhubung dengan tempat ibadah mereka. Terlebih, bagi umat Islam yang sholat lima waktu, melihat masjid sebagai rumah Allah,” kata Akil.

Baca Juga

Sementara itu, masjid Lakemba memutuskan dibuka hanya untuk orang yang yang sudah divaksin dan masjid lain memilih untuk menunggu selama dua pekan sampai mereka dapat menyambut jamaah yang divaksin dan tidak divaksin.

“Saat ini, kami akan mematuhi persyaratan yang ditetapkan, tetapi kami berharap akan tiba waktunya masyarakat diizinkan masuk ke tempat ibadah kami tanpa berdampak pada kesehatan siapa pun,” ujar dia.

Kebahagiaan ini juga dirasakan bagi umat lain yang merayakan pembukaan kembali tempat ibadah. Pastor James Collins dari Gereja St Paul di Burwood mengatakan komunitas lokal bersemangat menyambut kehadiran jemaat tatap muka.

“Kami sangat merindukannya. Kami bisa melakukannya di rumah, tetapi ada sesuatu tentang berkumpul bersama untuk menyembah Tuhan yang merupakan inti dari iman dan hampir semua iman,” ucap dia.

Collins berharap pada pembukaan kali ini, jemaat bisa beribadah dengan aman dan sesuai prosedur kesehatan. Rabi Jacqueline Ninio dari Sinagog Emanuel di Woollahra menyebut komunitasnya menemukan layanan keagamaan secara daring kurang mendukung.

“Kami telah melakukan beberapa layanan melalui Zoom. Namun, ada elemen yang hanya dapat dilakukan secara langsung dan kami kehilangan dukungan untuk terhubung dengan komunitas dalam doa” ujar dia.

Selain itu, Ninio menyebut banyak perayaan yang ditunda akibat penguncian Covid-19. “Jadi, akan sangat menyenangkan bisa kembali hadir secara langsung,” tambahnya.

Dilansir About Islam, Sabtu (16/10), menurut data sensus terakhir pada tahun 2016, Muslim Australia membentuk 2,6 persen dari populasi 26 juta. Jumlah tersebut naik dari 2,2 persen pada sensus 2011. Untuk mendorong vaksinasi, sekelompok wanita Muslim Australia telah meluncurkan kampanye untuk meningkatkan vaksinasi Covid-19 di komunitas dan menghadapi misinformasi berbasis agama.

Awal tahun ini, Imam Masjid Elsedeaq Heidelberg di Melbourne Alaa Elzokm bekerja keras untuk memerangi penyebaran pandemi Covid-19 di antara jamaah dan komunitas Muslim serta mendidik masyarakat tentang pentingnya vaksin. Dewan Fatwa Australia juga mengeluarkan fatwa vaksin virus corona yang menyatakan vaksin Pfizer dan AstraZeneca halal bagi umat Islam. 

Sumber:

https://aboutislam.net/muslim-issues/australia/muslim-women-launch-campaign-to-boost-vaccination/

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement