Rabu 23 Jul 2025 14:25 WIB

Kisah Dokter Spesialis Kulit Asal Indonesia di Gaza: Lukanya Panjang dan Dalam

Pekerjaannya diniatkan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Dokter Yenny Rachmawati, Sp.D.V.E, (kanan) seorang dokter spesialis kulit yang dikirim oleh Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) ke Jalur Gaza, Palestina.
Foto: ist
Dokter Yenny Rachmawati, Sp.D.V.E, (kanan) seorang dokter spesialis kulit yang dikirim oleh Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) ke Jalur Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA — Di tengah dentuman bom yang menggetarkan dan duka warga Gaza menghadapi blokade bantuan pangan dan medis, seorang dokter perempuan berhijab asal Indonesia menangani luka yang tak terlihat pada pasien warga Gaza. Namanya dr. Yenny Rachmawati, Sp.D.V.E. Dialah dokter spesialis kulit yang dikirim oleh Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) ke Gaza dalam misi kemanusiaan. 

Dua pekan berada di Gaza, Yenny mendedikasikan diri untuk membantu korban perang di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, Gaza Selatan. Ia berangkat dari Jakarta bersama lima tenaga medis lainnya sejak 8 Juli 2025 lalu.  Dorongan utama yang membawa Yenny ke Gaza bukanlah kehormatan atau popularitas. Pekerjaannya diniatkan untuk beribadah kepada Allah SWT. 

Baca Juga

“Apapun yang kita lakukan adalah bagian dari ibadah kepada Allah SWT. Dan saya berharap, semoga apa yang saya lakukan dan kami lakukan saat ini, diterima sebagai amal baik di sisi Allah SWT," ujarnya kepada Republika, Rabu (23/7/2025). 

Tak hanya semangat keimanan yang menyulut langkahnya menjadi relawan di Gaza. Yenny mengaku gelisah setiap kali membaca berita tentang daerah yang diblokade itu. Hatinya tergerak sebagai Muslim dan manusia. “Saya pikir, saya ini dokter, saya punya ilmu yang bisa membantu. Apa yang bisa saya lakukan untuk rakyat Gaza?” ucapnya dengan suara yang mulai serak. 

Sebelum ke Gaza, Yenny telah aktif dalam bakti sosial di Indonesia. Namun ini adalah pengalaman pertamanya di medan konflik bersenjata. Ia menggantikan seorang kolega yang batal berangkat karena penjadwalan.

Setelah berdiskusi panjang dengan keluarga dan mendapat restu, ia mantap berangkat ke Gaza sebagai bagian dari Emergency Medical Team BSMI, bekerja sama dengan NGO Rahma Worldwide.

photo
Tim EMT ke-3 BSMI di Gaza - (Dok BSMI)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement