Di Belgia misalnya, ada sekitar 6 persen Muslim dalam parlemen. Anggota parlemen Muslim tersebar di antara lima partai politik dengan ideologi yang sama sekali berbeda, termasuk sosialis, kiri-tengah dan kanan-tengah. Mereka bebas bersaing dalam pemilihan federal dan regional tanpa harus menyembunyikan identitas mereka.

Fakta ini sangat kontras dengan Prancis, di mana hanya mereka yang sekuler yang bisa bergabung. Padahal Prancis memiliki populasi Muslim terbesar di Eropa Barat. Namun, negara ini paling buruk dalam masalah keterwakilan komunitas Muslim. Hanya ada empat anggota parlemen dari kalangan Muslim pada 2012 dan delapan anggota parlemen Muslim di Prancis pada 2017. Minoritas lainnya dan kalangan perempuan juga tidak terwakili secara proporsional di negara itu.

Studi ini berhipotesis, pemerintahan multietnis dan budayaa memiliki efek positif terhadap representasi agama dengan menjaga kemungkinan seorang Muslim (minoritas) masuk sebagai kandidat dalam parlemen.

Di Austria, Muslim membentuk dua persen dari keseluruhan anggota parlemen. Populasi Muslim sekitar 6 persen dari total populasi di negara itu. Sebaliknya, di Belanda, populasi Muslim sekitar 6 persen dari total populasi dan membentuk sekitar 8 persen dari parlemen.

Ikuti Whatsapp Channel Republika