Sabtu 12 Jun 2021 05:30 WIB

Kisah Tuk-Tuk Hajja Nafisa dan Kecintaan pada Al Aqsa

Masjid Al Aqsa baginya adalah seluruh hidupnya.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Kisah Tuk-Tuk Hajja Nafisa dan Kecintaan pada Al Aqsa. Wanita Palestina, Hajja Nafisa (68 tahun), dengan tuk-tuknya setia mengantar jamaah menuju dan dari Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Palestina.
Foto:

"Dahulu kami bisa sholat di Al Aqsa. Tetapi kemudian mereka (pemerintah Israel) mulai melarang kami masuk melalui gerbang ini dan gerbang itu sepanjang hari. Akhirnya, mereka mengeluarkan larangan sama sekali untuk saya masuk masjid tersebut," kata Nafisa.

"Saya merasa sakit. Saya tidak bisa berhenti menangis. Saya mengalami depresi. Saya tidak tahu apa yang terjadi pada saya. Saya hanya ingin masuk. Tidak peduli bagaimana saya hanya ingin masuk," katanya.

Hajja Nafisa mengungkapkan orang-orang dari Timur dan Barat datang ke Al Aqsa hanya agar bisa beribadah di dalamnya. Namun, larangan masuk masjid Al Aqsa membuatnya terpaksa beribadah di luar gerbang masjid. Setidaknya 100 meter dari gerbang pertamanya, Hajja Nafisa bisa terlihat saat ia melaksanakan sholat di sana.

"Saya dilarang dari Al Aqsa. Meskipun saya dilarang, saya tidak akan pernah terlalu jauh dari gerbangnya. Ini seperti gerbang ke rumah saya. Ini adalah kiblat kita dan tempat dari mana Nabi kita naik ke surga," ujarnya.

"Ini adalah Yerusalem. Hidup kami, jiwa kami, kami tidak memiliki apa-apa di dunia ini selain Al Aqsa dan Yerusalem. Demi Tuhan, pasukan Israel telah mengganggu saya. Mereka menangkap dan memukuli saya. Mereka melakukan segala sesuatu yang bisa dibayangkan dan saya seorang wanita tua. Tetapi saya tidak akan pernah meninggalkan gerbang Al Aqsa," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement