REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Tiga pekan sejak Suzy Eshkuntana ditarik dari puing-puing rumahnya yang hancur oleh serangan udara Israel, gadis enam tahun itu hampir tidak bisa berbicara. Dia hanya menyebut nama ibu dan empat saudara kandungnya yang terbunuh hari itu.
Dilansir dari Al Arabiya, Rabu (9/6), Suzy saat ini hanya tinggal bersama ayah dan pamannya. Pamannya, Ramzi mengatakan, Suzy hampir tidak makan, tidak bisa tidur nyenyak, dan tidak bisa ingin bermain.
“Dia banyak bertanya tentang ibunya dan kami mengatakan ibunya ada di surga,” kata Ramzi.
Dia mengatakan sebelumnya Suzy adalah anak yang penuh energi. "Dia tidak bermain, dan dia berteriak ketika seseorang mendekatinya," katanya.
Tercatat setengah dari anak muda di Gaza atau sekitar 500 ribu anak-anak membutuhkan dukungan psikologis setelah 11 hari pertempuran pada Mei lalu. Sedikitnya 66 anak termasuk di antara lebih dari 250 warga Palestina yang tewas akibat serangan udara Israel di Gaza. Dua anak termasuk di antara 13 orang yang tewas di Israel.