REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Nasyiatul Aisyiyah Diyah Puspitarini mengatakan media tentunya akan memunculkan tokoh sesuai dengan animo masyarakat.
"Saya yakin, sebenarnya banyak dai perempuan yang siap tampil, tapi sangat bisa jadi media belum memiliki perspektif yang setara tentang dai perempuan dan laki-laki,"ujar dia kepada Republika, Kamis (10/6).
Menurut Diyah alasan utama minimnya dai wanita adalah karena perspektif umum yang mengaggap dai perempuan masih memiliki stigma di tengah masyarakat Indonesia, dan ini sangat bisa jadi mempengaruhi perspektif media juga.
Nasyiatul Aisyiyah selama ini selalu aktif melakukan pelatihan dan pengkaderan mubalighot yg siap terjun di masyarakat, terutama di media. Bahkan berbagai lomba mubalighot juga sdh dilaksanakan di daerah-daerah.
Terkait jumlah dai wanita yang tampil dari Nasyiatul menurutnya saat ini tak banyak. Karena belum adanya kesempatan. Meskipun tanpa di media massa pun para dai perempuan ini juga tetap melakukan dakwah di tengah masyarakat.
Namun demikian berdakwah di hadapan media massa terutama televisi, bagi Diyah sangat penting. Karena dai perempuan bisa menampilkan perspektif yg berbeda, dimana saat ini seolah agama dilihat dari perspektif laki-laki saja.
"Jadi menampilkan dai perempuan adalah bentul keseimbangan relasi dlm beragama. Islam pun mengajarkan perempuan dan laki- sama dan dilihat amal shalihnya (QS. An Nahl 94),"ujar dia.
Selama ini Nasyiatul Aisyiyah berusaha bekerjasama dengan berbagai media massa untuk memberikan kesempatan dai perempuan ini berdakwah di media.
"Namun kami juga tidak menyerah, saat ini juga aktif melakukan dakwah di media sosial organisasi dan umum,"jelas dia.