Survei tersebut menjangkau 190 siswa dari kelas 6 hingga 12 untuk tahun akademik 2019-20. Survei tersebut mencatat bahwa siswa Muslim diintimidasi tidak hanya karena agama, tetapi juga karena identitas sosial, termasuk ras, pendapatan keluarga, dan status imigrasi. Lima puluh dua persen siswa melaporkan perundungan berdasarkan ras atau etnis mereka, dan 25 persen mengatakan mereka ditindas karena pendapatan keluarga.
Dari siswa yang disurvei, 40 persen mengatakan bahwa mereka pernah mendengar seseorang yang berhijab dilecehkan secara fisik di sekolah. Hampir 17 persen melaporkan siswa Muslimah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dengan hijab yang dikenakan.
Sekitar 33 persen siswa Muslim yang disurvei mengatakan bahwa mereka telah mengubah penampilan, perilaku, atau nama mereka untuk menyembunyikan identitas Muslimnya. “Saya di sekolah menengah, seorang pria menarik hijab saya dan saya terlalu takut untuk memberitahu siapa pun,” kata salah satu siswa Muslim yang disurvei.
“Saat itu saya kelas 10, saat itu peringatan 9/11. Saah satu siswa menghubungkan saya dengan serangan itu dan terus mengikuti saya dan memanggil saya putri Osama,"kata siswa lain.