REPUBLIKA.CO.ID, MINNESOTA -- Polisi mengatakan telah mengamankan pelaku grafiti kebencian yang dicoret di dinding masjid Moorhead, Minnesota, AS. Penangkapan pelaku tidak lepas dari bantuan dari karyawan Walmart yang menjual cat semprot kepada pelaku.
"Pria lokal itu ditahan Selasa malam di Moorhead selatan setelah polisi menerima informasi dari karyawan Walmart," kata Kapten Polisi Moorhead Deric Swenson, Kamis (29/4).
Swenson mengatakan, karyawan tersebut memperhatikan cat semprot merah yang digunakan dalam insiden coretan islamofobia di dinding masjid. Kemudian, ia mulai memeriksa catatan pembelian di tokonya.
Karyawan tersebut menemukan seorang pria di video pengawasan yang membeli cat semprot merah dari Walmart di Fargo, North Dakota. Dia mengenakan jaket yang sama seperti yang terlihat pada video pengawasan di masjid.
Juru bicara Walmart Beth Bruce mengatakan setuju dengan apa yang dilaporkan karyawannya dalam membantu proses penyelidikan menemukan pelaku. “Kapan pun kami dapat membantu penegak hukum, kami senang melakukannya,” kata Bruce.
Pria berusia 22 tahun itu telah ditahan di Penjara Clay County atas kemungkinan tuduhan pelecehan kejahatan dan kejahatan kriminal merusak properti, keduanya dengan peningkatan kejahatan rasial.
"Kami menyambut baik penangkapan dalam kasus yang meresahkan ini, berterima kasih kepada penyelidik yang terlibat, dan berharap penangkapan yang cepat dari tersangka pelaku mengirimkan pesan yang kuat kepada orang lain yang akan mempertimbangkan untuk terlibat dalam kejahatan bermotif bias,” kata Direktur Eksekutif CAIR- MN Jaylani Hussein.
Coretan tersebut ditemukan pada Ahad pagi di luar Pusat Komunitas Islam Moorhead Fargo. Video pengawasan dari gedung menangkap gambar tersangka mengenakan jaket kamuflase dan masker ski hitam.
Anggota Moorhead dan Fargo, wilayah metropolitan Dakota Utara, membawa sikat, bahan kimia, dan mesin cuci listrik untuk membantu membersihkan dinding masjid. Wali kota dari empat kota wilayah mengeluarkan pernyataan yang menyatakan dukungan mereka untuk komunitas Muslim.
"Tindakan kriminal itu benar-benar bertentangan dengan nilai-nilai toleransi, rasa hormat, dan penerimaan yang kami anut di semua komunitas kami. Perusakan itu adalah tindakan kebencian keji yang menyerang pusat tersebut selama bulan suci Ramadhan," bunyi pernyataan itu.