Jumat 02 Apr 2021 05:00 WIB

2 Ayat Alquran dan 3 Jawaban Pintu Hidayah Mualaf Herald    

Mualaf Herald Chia melakukan perenungan tentang keyakinannya sendiri

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Mualaf Herald Chia melakukan perenungan tentang keyakinannya sendiri hingga akhirnya berlabuh di Islam.
Foto:

Dia bersyukur ada seorang rekannya yang baik membantu dia untuk memahami pekerjaan. Dia begitu kagum karena rekannya mau membantu dia dimana banyak orang yang lebih mementingkan diri sendiri. 

Setelah lama berkenalan, Herald baru mengetahuinya bahwa rekannya ini adalah seorang Muslim melayu. Karena melihat kepribadiannya yang baik, Herald pun tertarik untuk menikahinya.  

Hanya saja saat itu dia tidak beragama sedangkan calon istrinya adalah seorang muslim yang dilarang menikah dengan selain Muslim. Karena berniat sungguh-sungguh, Herald mencoba untuk memberikan kesempatan untuk dirinya sendiri mencari tahu tentang Islam. 

"Namun saya tidak ingin memberikan harapan berlebih kepada gadis itu, jika ternyata saya tidak cocok dengan Islam. Saya tidak mau menggantungnya, jadi sesegara mungkin saya memepelajari islam dan memberitahu apa yang menjadi pilihannya," jelas pria 33 tahun ini. 

Herald memutuskan untuk mengunjungi Darul Arqam, pusat mualaf di Singapura. Di tempat itu dia mengikuti kelas untuk non muslim dan setelahnya ada sesi tanya jawab.  

Herald kemudian mengajukan pertanyaan pertama tentang mengapa Islam hanya mengakui satu Tuhan tidak dua, tiga atau empat. Ustadz yang membimbingnya menjawab secara logis, karena Herald adalah orang yang berpikir logis sehingga jawabannnya haruslah masuk logika baru kemudian dia akan meyakininya.  

Ustadz tersebut menjawab, bagaimana mungkin Tuhan banyak, lalu bagaimana jika Tuhan banyak dan akan menciptakan satu manusia, tuhan yang satu akan meciptakan satu bagian dan tuhan lain akan menciptakan satu bagian lainnya. Mereka kaan berlomba-lomba mengakui bahwa hasil ciptaannya yang terbaik dan perdebatan itu tak akan selesai.  

Dan jawaban Ustadz tersebut logis yaitu bahwa Tuhan satu yang Maha Tinggi dan Maha Kuasa menciptakan semua yang ada di alam semesta. 

Kemudian Herald bertanya kembali, karena sebelumnya dia pernah menganut agama, dia menanyakan perihal ajaran sebelumnya. Ustadz tersebut menjelaskan bahwa Tuhan tidak perlu membunuh seseorang untuk memaafkan hamba Nya. Ketika kita berbuat salah kepada ibu, maka ibu hanya berkata bahwa dia telah memaafkan anaknya, dan selesai.       

Apalagi Tuhan yang Mahapengampun, tentu sangat mudah bagi Nya untuk memaafkan hamba Nya. Juga Tuhan tidak mungkin mati, bagaimana dengan ciptaan Nya jika Tuhan bisa mati. Sedangkan agama lain dia tidak bertanya karena dia tidak pernah memeluk dan menjalani ibadahnya. 

Ketiga, dia bertanya apa yang Muslim yakini dalam Islam. Ustadz kemudian menjawab pertama adalah Allah yang satu, Dia tidak dilahirkan dan melahirkan. Bahwa Allah adalah Maha Tinggi dan Maha kuasa.  

Bagaimana tidak?,  ketika kita melihat matahari hanya lima menit saja, mata kita akan sakit. Demikian kuatnya matahari bentuk ciptaan Allah, apalagi Allah yang maha kuasa, tentu lebih hebat dari ciptaannya.  

Namun kita tidak perlu untuk melihatnya, seperti halnya angin. Kita dapat merasakannya tapi tidak dapat melihat bentuknya, namun kita yakin bahwa angin itu ada.  

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement