REPUBLIKA.CO.ID, *Oleh Ustadz Yusuf Suharto*
Manusia diciptakan Allah SWT secara berpasangan, lelaki perempuan. Keduanya, karena berbeda jenis, dan memiliki hasrat, akhirnya menikah.
Dan pernikahan ini adalah jalan ketenteraman hatinya, dan merupakan anjuran agama. Mereka yang gelisah, pada dasarnya akan tenteram dalam hubungan kasih sayang dalam pernikahan.
Walau demikian, dalam pernikahan tentu ada gejolak dan dentuman. Masing-masing pihak, diminta untuk belajar sabar dan saling memahami, dengan perlahan.
Ada karakter dan kebutuhan spesifik yang biasanya membedakan antara lelaki dan perempuan. Tentu, masing-masing ingin bahagia dan dibahagiakan. Berikut ini pandangan seorang peneliti dan pengamat keluarga, Cecil G. Osborne.
Sepuluh petunjuk untuk suami
1. Perlakukanlah istrimu dengan kekuatan dan kelembutan
2. Berikanlah pujian dan keyakinan diri secukupnya
3. Tentukanlah batas-batas tanggung jawab
4. Hindarilah kritik
5. Ingatlah pentingnya “hal-hal kecil”
6. Kenalilah kebutuhan istrimu akan kebersamaan
7. Berikanlah perasaan aman kepadanya
8. Kenalilah perubahan suasana hatinya
9. Bekerja samalah dengannya dalam setiap usaha memperbaiki pernikahanmu
10. Temukanlah kebutuhan-kebutuhannya yang khusus dan individual serta cobalah memenuhinya
Sepuluh petunjuk untuk istri
1. Pelajari makna cinta yang sebenarnya
2. Hapuskanlah impianmu akan “pernikahan yang sempurna“ dan berusahalah mencapai “pernikahan yang baik."
3. Temukanlah kebutuhan-kebutuhan pribadi dan unik suamimu dan berusahalah untuk memenuhinya.
4. Tinggalkan semua ketergantungan pada orangtua dan kritik keluarga suamimu
5. Berikanlah pujian dan penghargaan dan bukan memintanya.
6. Tundukkanlah sifat posesif dan kecemburuan
7. Sambutlah suamimu dengan kasih sayang, bukan dengan keluhan atau tuntutan
8. Tinggalkan keinginan untuk mengubah suamimu dengan kritikan atau serangan
9. Atasi "sindrom ratu.“
10. Berdoalah untuk mendapatkan kesabaran
Catatan: Sindrom ratu adalah perilaku kekanak-kanakan sebagai buah dari cinta diri (narsisme). Ia tidak memberi. Ia meminta, menuntut, dan marah jika keinginannya tidak dipenuhi. Ia membeli kemewahan dengan uangnya yang seharusnya disimpannya untuk hal yang perlu. Ia memberikan ancaman. Atau ketika ia berlaku lembut, ia akan melakukan manipulasi untuk mencapai keinginannya.
*Dewan Pakar Aswaja Center PCNU Jombang
Ikuti Whatsapp Channel Republika