Rabu 24 Feb 2021 05:03 WIB

Dakwah, Geneologi Spiritual, dan Perjuangan Trah Diponegoro

Geneologi Spiritual dan Perjuangan Trah Diponegaran

Pangeran Diponegoro mengenakan serban dan berkuda di antara para prajuritnya yang tengah berisitirahan di tepian Sungai Progo.
Foto:

Di tangan Ratu Ageng, yang mahir membaca naskah berbahasa Jawa dan beraksara Pegon, Diponegoro diseret ke dalam keasyikan dunia pengetahuan fiqh sekaligus tasawuf. Buyut puterinya membuatkan sebuah balairung luas di samping tempat tinggalnya khusus bagi para ulama untuk berdiskusi dengan beragam tema, dari fiqh hingga tata negara.

Diponegoro mempelajari kitab Muharrar karya Imam ar- Fari'i dan Lubab al-Fiqh karya Al-Mahamili. Kitab Taqrib karya Abu Syuja al-Isfahani dan Fath al-Wahhab karya Imam Zakari yah al-Anshari merupakan favorit bacaannya.

Di tangan Nyai Ageng Tegalrejo, Pangeran Diponegoro menjadi mahir membaca naskah berbahasa Jawa dan aksara pegon. Nyai Ageng Tegalrejo juga yang memperkenalkan Pangeran Diponegoro terhadap tradisi akademis Tarekat Syattariyah. Ini dilacak dari kebiasaan dia membaca kitab Tuhfat al-Mursalahila Ruhan-Nabi karya Syekh Muhammad bin Fadhlullah al-Burhanpuri.

Kitab Tuhfat al-Mursalah ila Ruh an-Nabi karya Syaikh Muhammad bin Fadhlullah a-Burhanpuri ini adalah kitab fenomenal pada zamannya. Kitab ini tidak hanya masyhur di India dan Nusantara tetapi diseluruh dunia Islam. Bahkan sampai ke jantung dunia Islam di Mekkah dan Madinah.

Syekh Ibrahim Al Kurani dari Madinah pun sempat menulis kitab tersendiri khusus membahas Kitab Tuhfah yaitu Kitab Ithaf ad Dzaki yang ditujukkan kepada para muridnya di Jawa (terkhusus ditujukan kepada Syekh Abdurrauf Singkel).

Kitab Tuhfah ini merupakan eksplanasi ringkas tentang ajaran "tajalli ilahi" dari Ibnu 'Arabi dalam Kitab Futuhat al Makkiyyah yang telah diadaptasi dengan tradisi India. Dia menjelaskan falsafah sufisme tentang ajaran “martabat tujuh” derivasi dari ajaran "tajalli ilahi". Kelak kitab ini disadur dan diadaptasi ulang kedalam tradisi Jawa oleh Ronggowarsito dalam kitabnya Wirid Hidayat Jati.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement