Sabtu 20 Feb 2021 05:35 WIB

Islam di Negara Konservatif Polandia

Abad ke 14 bangsa Tatar tercatat memasuki wilayah Kerajaan Polandia.

Islam di Negara Konservatif Polandia. Pengunjung mengambil foto patung Monument to Anonymous Passerby yang dipasangi masker di Wroclaw, Polandia, Rabu (15/4). Tujuan dari ini adalah untuk menyadarkan penduduk Wroclaw agar menggunakan masker sehubungan dengan pandemi virus corona
Foto:

Polandia dan Gerakan Komunitas Islam 

Organisasi keagamaan mempunyai peran penting sebagai wadah untuk mengakomodir kepentingan eksistensi agama islam. Asosiasi Agama Islam atau Muzułmański Związek Religijny (MZR) mempunyai peran yang vital dalam menjaga tradisi islam dan tradisi tatar dalam periode yang panjang.

Selain itu, terdapat juga Liga Muzułmańska (LM) yang didirikan sebagai respons bertambahnya pemeluk Islam baik dari mualaf maupun kaum pendatang. Selain itu terdapat juga Stowarzyszenie Studentów Muzułmańskich atau Himpunan Masahasiswa Muslim yang lebih fokus kepada tradisi akademik diantara pelajar-pelajar muslim dengan diskusi dan seminar serta cerita pengalam pribadi.

Pelayanan terhadap pemeluk agama Islam juga diberikan oleh Organisasi-organisasi tersebut seperti pemberian jadwal shalat, pelayanan pernikahan, dan pemulasaaraan  jenazah muslim, hingga penguburan juga diberikan oleh pihak masjid sesuai syariat dan tanpa dipungut biaya sama sekali.

Jaminan pemerintah terhadap organisasi keagamaan islam diwujudkan dengan undang-undang dan kerjasama serta kewajiban pemerintah secara legal untuk mendukung pendanaan organisasi serta meniadakan pajak masjid dan biaya lain, di luar biaya pembangunan (Agata S. Nalborczyk, 2011). Bukti fisik keberadaan masjid di daerah pemukiman Tatar dan juga beberapa masjid yang dibangun setelahnya di Kota-kota besar, seperti Warsawa, Gdansk, Krakow, dan Wroclaw menunjukkan kebebasan beragama dapat dinikmati oleh orang-orang islam.

Kegiatan ibadah dapat dilaksanakan dengan mudah seperti shalat lima waktu, puasa dan izin imigrasi haji. Kebebasan merayakan hari-hari besar seperti Idul Adha dan Idul Fitri juga dapat dinikmati oleh pemeluk agama islam.

Sebagai contoh, perayaan Idul Fitri pada tahun 2019 di Muzułmańskie Centrum Kulturalno-Oświatowe atau Islamic Center di Wrocław. Suasana kekeluargaan begitu kental di antara jamaah, mereka saling mengucapkan salam dan selamat kepada jamaah yang baru saja datang.

Ritual dilakukan di gedung utama, setelah itu jamaah laki-laki berkumpul di halaman samping sedangkan jamaah perempuan di halaman belakang yang sudah dipasang tenda dan dekorasi dengan ornamen-ornamen hari kebesaran Islam. Meja dan bangku-bangku panjang tersusun rapi, hidangan khas Polandia dan Timur-tengah menjadi pelengkap hari kemenangan setelah satu bulan berperang melawan dahaga dan lapar.

Ruangan khusus anak-anak juga disediakan di bangunan belakang masjid, meskipun beberapa dari mereka berhamburan keluar dan berlari-larian dengan ceria. Eksistensi agama islam yang telah berlangsung sangat lama di negara tersebut dan juga kontribusi masyakarat Islam.

Kemenangan Andrzej Duda sebagai representasi dari masyarakat Polandia yang konservatif sepertinya tidak akan mengubah kondisi kebebasan beragama di Polandia menjadi represif, karena pada masa kepemimpinanya di periode sebelumnya tidak terdapat kebijakan yang merugikan masyarakat Islam. Orang-orang Islam juga tidak melakukan tindakan-tindakan yang mengganggu stabilitas ekonomi maupun politik. Dengan demikian, keberlangsungan dan perkembangan agama Islam di Polandia memiliki kemungkinan untuk tetap berada dalam tren yang positif.

Lihat artikel asli

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement