Selnov terus berdoa agar dapat melembutkan hati keluarganya. Benar saja orang tuanya tak marah dan kembali mengajak Selnov berdiskusi. Dia meyakinkan orang tuanya bahwa keyakinan tidak bisa dibeli dan Tuhan yang dia yakini hanya ada pada Islam sesuai penjelasan dalam Al-Ikhlas.
"Saat itu saya menjelaskan kandungan dari surat Al-Ikhlas dalam Alquran kepada kedua orang tua saya,"jelas dia.
Dalam Al-Ikhlas jelas bahwa Tuhan tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dia juga menjelaskan tentang ajaran kitab-kitab sebelum Alquran, bahwa Alquran turun untuk menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya.
Tak hanya itu, Selnov menceritakan tentang penyembahan berhala. Bahwa di kitab agama sebelumnya juga dijelaskan tentang dosa menyembah berhala, tetapi ternyata yang terjadi saat ini, Tuhan mereka diwujudkan dengan sosok manusia dan dibuat patungnya.
Diskusi dan perdebatan terus berlanjut tak hanya dengan keluarga inti saja tetapi juga dengan keluarga besar lainnya. Karena hidayah belum sampai kepada mereka tentu mereka menolak apapun yang diajarkan dalam Islam.
"Alhamdulillah meski tidak menerima keyakinan saya, hubungan dengan keluarga terutama ibu, kakak dan adik namun ayah masih keras. Satu saat pada Desember, Alquran saya pernah disembunyikan dan diganti dengan kitab agama sebelumnya karena malu jika keluarga dan kerabat tahu anaknya memeluk Islam," jelas dia.