Jumat 25 Dec 2020 10:19 WIB

Trauma Aktivis Muslim Wina Pascapenggerebekan Polisi

Polisi dengan kekuatan berlebihan menggerebek rumahnya dengan dalih operasi teror.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Trauma Aktivis Muslim Wina Pascapenggerebekan Polisi. Aktivis Muslim Austria Mohammad Jamal Morad. Polisi Austria menggerebek rumah Morad atas nama Operasi Luxor.
Foto:

Setelah itu, Morad mengatakan para pasukan itu pun memasuki kamar anak-anak dengan sikap yang sama. Polisi pun mengikat tangan mereka di belakang kepala.

“Ketika saya melihat mereka, saya berteriak dengan keras, tolong jangan bangunkan anak-anak saya seperti ini. Saya berteriak beberapa kali tetapi mereka tidak menanggapi. Saya memberi tahu polisi dengan senjata mengarah ke arah saya, mereka tidak berhak membangunkan anak-anak seperti ini dan jika terjadi sesuatu, saya akan menuntut mereka," katanya.

Namun demikian, polisi tetap memasuki kamar anak-anak dengan kasar. Mereka membangunkan anak-anak Murod dan memerintahkan mereka untuk berdiri.

“Mereka bertindak seolah-olah sedang menyerang musuh di medan perang. Saya kaget beberapa saat, saya rasa saya tidak akan pernah melupakan momen-momen itu. Lalu saya mencoba menenangkan diri. Dimana saya? Apakah saya di Wina? Apakah saya di rumah atau saya di Suriah, di mana hal serupa terjadi setiap hari? Saya berbicara kepada diri saya sendiri dan mencoba memahami situasi yang saya hadapi. Kemudian, sayangnya, saya menyadari saya berada di rumah di Wina, tempat saya hidup dengan damai selama 42 tahun," katanya.

Morad mengatakan polisi bertindak terhadapnya seperti memerangi teroris. “Kemudian pengawas dari tim yang menggerebek rumah kami tiba. Saya bertanya kepadanya, apa yang kamu lakukan di sini? Mengapa Anda bertindak seperti ini? Anda mengenal saya dan saya mengenal Anda. Dan dia mengatakan aku sangat mengenalmu, aku tahu masa lalumu dengan sangat baik. Bagi saya, Anda adalah orang yang tidak bersalah, tetapi saya telah menerima perintah dan saya mengikuti," katanya.

Morad mengatakan saat itu aparat memberinya sebuah file yang berisi tuduhan terhadap Murod yang juga memuat nama 29 orang lainnya yang memperoleh perlakuan sama. Menurut Morad, beberapa dari mereka yang ada dalam daftar adalah orang-orang yang dikenalnya kerap melakukan pekerjaan yang baik dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement