REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hari Selasa (28/10) menjadi puncak gelaran peringatan Hari Santri Nasional (HSN) BMH secara nasional. Semua santri dari seluruh pesantren binaan BMH se-Nusantara hadir mengikuti kegiatan dengan seksama secara online melalui zoom dan kanal youtube BMH TV.
Acara virtual ini digelar sebagai puncak rangkaian kegiatan peringatan Hari Santri yang dalam sejarah dan kiprahnya, santri tak pernah padam memberikan kontribusi penting bagi kehidupan bangsa dan negara.
"Bangsa Indonesia tidak lepas dari kiprah dari karya para kiai dan santri. Saat ini ada lima juta santri yang ada di seluruh pesantren Indonesia.
Tentu ini sebuah fakta yang berarti strategis bagi progresivitas bangsa dan negara . Selain sudah barang tentu santri dapat didorong sebagai penggerak terciptanya masyarakat yang bermartabat," papar CEO BMH, Marwan Mujahidin dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Acara yang mengangkat tema Santri Sehat Prestasi Cemerlang ini dihadiri dua narasumber. Yakni, Cholidi Asadil Alam yang mmerupakan seorang aktor dan Rizki Maharani Eka Putri, seorang pakar gizi.
Dalam uraian materinya, Rizki Maharani Eka Putri menegaskan bahwa santri berhak untuk mendapatkan gizi seimbang.
"Santri, bagaimanapun keadaan mereka dan dari latar belakang seperti apapun, berhak mendapatkan makanan dengan gizi seimbang. Jadi, perlu santri makan daging, sayur, buah, ikan dan nutrisi lainnya, agar tubuhnya sehat sehingga dapat berprestasi. Juga jangan lupa, sempatkan selalu sarapan pagi," urainya.
Sementara itu Cholidi yang pernah menjadi santri menjelaskan bahwa menjadi santri itu luar biasa. "Saya tahu bagaimana rasanya jadi santri, mulai dari belajar, tidur, hingga perjuangannya. Luar biasa, santri itu. Sekarang santri semakin baik dan tidak bisa dipandang sebelah mata,” kata Cholidi.
Cholidi menambahkan, “Bersyukurlah kalian para santri yang belajar di pesantren-pesantren Hidayatullah. Saya mengenal banget, dai-dai Hidayatullah sangat kuat dalam dakwah di pedalaman dan sigap di dalam masalah-masalah keumatan, seperti kala terjadi musibah bencana alam."