Kamis 22 Oct 2020 05:55 WIB

Islamnya Pendeta Yahudi Usai Telaah Taurat Era Rasulullah

Sang pendeta Yahudi menemukan tanda kerasulan Muhammad SAW.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Sang pendeta Yahudi menemukan tanda kerasulan Muhammad SAW. Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto:

Di hari kedatangan Nabi Muhammad ke Yastrib, Husen bin Salam sedang berada di kebun kurmanya. Sementara itu, di kejauhan orang-orang Muslim Yastrib sudah berkerumun.

Dengan agak cemas dan penuh harap, mereka menanti-nanti Nabi SAW dan Abu Bakar ash-Shiddiq memasuki wilayah Yastrib. Meski tidak menggabungkan diri dengan kaum Muslim itu, Husen juga menunggu dengan hati berdebar-debar. Dia bahkan, memanjat pohon kurma tertinggi di kebunnya agar bisa melihat bayang-bayang kedua sosok mulia tersebut yang berjalan mendekati Yastrib.

Ketika Rasulullah dan Abu Bakar diketahui telah tiba di Quba, beberapa warga Yastrib menyerukan nama beliau SAW. Begitu mendengar kabar ini, Husen bin Salam ikut menggemakan takbir. Saat itulah bibi Husen, Khalidah binti Harits, melihatnya dan menunggu Husen turun dari pohon.

"Kamu akan kecewa. Seandainya saja kamu mendengar kabar kedatangan Musa bin Imran, kamu tidak akan bisa berbuat apa-apa," kata Khalidah kepada keponakannya itu.

“Wahai bibiku, demi Allah, dia adalah saudara Musa bin Imran. Dia dibangkitkan dengan membawa agama yang sama,” jawab Husen bin Salam. “Jadi, benarkah dia sosok nabi yang sering engkau ceritakan? tanya sang bibi. “Benar,” tegas Husen. 

Dengan bergegas, Husen berlari ke arah Rasulullah SAW yang sedang dikerumuni lautan manusia, yang menyambut kedatangannya. Saat itu, Rasulullah sedang bersabda kepada penduduk Yastrib, "Wahai sekalian manusia, sebar luaskan salam. Berilah makan kepada orang-orang yang kelaparan. Dirikanlah shalat (sunah) di tengah malam ketika banyak orang sedang terlelap tidur. Semoga engkau masuk surga dengan bahagia." 

photo
Ilustrasi Padang Pasir - (Pixabay)

Dari kejauhan, Husen memperhatikan bagaimana rupa sosok yang amat dirindukannya itu. Perlahan, Husen berjalan mendekatinya. Kemudian, Rasulullah menoleh kepadanya dan bertanya, “Siapa namamu?” “Husen bin Salam,” jawabnya.

“Lebih baik bila Abdullah bin Salam,” sebut Rasulullah. Bagi Husen, nama baru ini merupakan pemberian yang menggembirakan. Sejak saat itu, dia dipanggil sebagai Abdullah.

“Saya setuju. Demi Allah yang mengutus engkau dengan kebenaran. Mulai hari ini, saya tidak memakai nama lain kecuali Abdullah bin Salam,” ujarnya. 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement