REPUBLIKA.CO.ID, MASAMBA -- Laznas BMH bersama SAR Hidayatullah kini fokus mengisi masa recovery musibah banjir Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, dengan kegiatan trauma healing.
Dai tangguh BMH, Ustadz Ilham Syawal menjelaskan, di masa recovery ini, pihaknya bersama berbagai pihak termasuk Muslimat Hidayatullah menggelar kegiatan trauma healing.
"Masa recovery kami isi dengan kegiatan trauma healing dengan beragam kegiatan. Mulai dari kegiatan game lapangan untuk anak-anak dan remaja, hingga pengajian dan pembelajaran Alquran untuk kaum ibu dan bapak-bapak di pengungsian yang berlokasi di Meli, Baebunta, Luwu Utara," terang Ustadz Ilham Syawal, Selasa (11/8).
Dakwah Ustadz Ilham Syawal untuk memberikan pencerahan ruhani bagi para pengungsi juga diberi kepercayaan oleh Baznas yang telah mendirikan mushola darurat di Petambua.
"Sehari-hari saya bersama teman-teman BMH dan SAR Hidayatullah mengisi pengajian di pengungsian warga Meli, juga saya diminta untuk memberikan pembinaan pengungsi di mushola darurat yang berada di pengungsian warga Petambua," jelasnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Program dakwah dan pendidikan yang dilakukan di pengungsian mendapat sambutan positif dari para pengungsi.
"Kami sangat terbantu dengan adanya Dai Tangguh dan relawan BMH serta SAR Hidayatullah. Mereka bukan saja bisa bantu kami buat tenda dan kebutuhan makan, tapi juga didik kami, ceramah, dan ajar anak-anak kami. Kami sangat bahagia, rasanya trauma ini perlahan-lahan mulai berkurang," ungkap seorang pengungsi Bapak Ardi (43 tahun).
Hal serupa juga disampaikan oleh Nurul Hijrah Az-Zahrah. Siswi kelas IX di SMPN 1 Masamba itu mengkau bahagia dengan kiprah dakwah dai tangguh BMH di pengungsian.
"Saya dan teman-teman sangat senang. Tidak terbayang akan seenak ini di pengungsian, karena kami diajar mengaji, sholat, dan bermain. Sekarang saya sudah hafal Surah An-Naba' selama mengungsi ini. Saya ingin menjadi penghafal Quran," ungkap gadis murah senyum itu.
Sampai saat ini program masih berlangsung di pengungsian. Warga berharap kiranya dapat dibantu dari sisi kesediaan bahan bangunan untuk mendirikan hunian sementara (huntara). Karena sampai saat ini masyarakat di Meli tidak berani kembali ke lokasi tempat mereka tinggal sebelumnya.
"Kalau ada mau bantu kami, kirimkan doa. Dan, kalau bisa papan, dan keperluan kami bangun rumah sementara," pungkas seorang pengungsi, Fadli (32 tahun).