REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Saluran MBC 'Billati Hiya Ahsan' secara khusus akan menampilkan tentang sosok pribadi dari sekretaris jenderal Liga Dunia Muslim (MWL) yang juga Presiden Asosiasi Cendekiawan Muslim, Mohammed bin Abdul Karim Al-Issa. Saluran ini saat ini adalah salah satu program keagamaan yang paling banyak ditonton di saluran satelit di dunia Arab. Program tersebut membahas berbagai topik yang biasanya tidak dibicarakan secara terbuka dan transparan.
Kali ini, tuan rumah program tersebut, Abdulwahab Al-Shehri, mengatakan bahwa sepanjang episode selama Ramadhan, program itu menampilkan perbincangan dengan Al-Issa. Menurutnya, Al-Issa sangat ingin berbicara tentang pengalaman pribadinya dan situasi yang ia alami di seluruh dunia.
Tujuannya, untuk melibatkan komunitas Muslim dalam diskusi dan menciptakan debat yang lebih realistis yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari umat Islam. Selain itu, Al-Issa juga ingin menyoroti citra sejati Islam moderat dan mengungkapkan keindahan peradaban Islam.
Dilansir di Arab News, Ahad (16/5), program ini membahas sejumlah topik kontroversial di dunia Islam, dan menjelaskan fenomena, praktik, dan peristiwa terkini yang terjadi secara global. Salah satu topik yang paling menonjol terkait dengan Islam dalam program ini adalah konflik antara Sunni dan Syiah.
Al-Issa mengatakan, bahwa itu adalah perjuangan antara ekstremis dan sektarian dari kedua belah pihak, bukan perjuangan antara Sunni dan Syiah moderat yang mewakili mayoritas. Pidato moderat secara luas dianut oleh kepemimpinan dunia Islam dari semua doktrin dan sekte, dan kepemimpinan Syiah khususnya. Dalam hal ini, Al-Issa memuji dan mengatakan bahwa dunia Islam membutuhkan suara-suara moderat seperti itu untuk menghadapi suara dari perjuangan yang tidak normal.
Selain itu, program ini juga menayangkan satu episode untuk mengungkap praktik korupsi dari Islam politik dan etika kelompoknya, terutama perihal Ikhwanul Muslimin. Al-Issa mengatakan, bahwa organisasi-organisasi itu menyerah pada keyakinan dan perilaku Islam mereka untuk mencapai agenda mereka.
Program ini juga membahas larangan menyerang tempat-tempat ibadah. Al-Issa mengatakan bahwa Islam menekankan perlunya menghormati keberadaan tempat-tempat ibadah lainnya, membebankan pada Muslim sebuah kebutuhan untuk perlindungan mereka, dan mempersalahkan serangan mereka, terlepas dari alasannya.
Saluran MBC juga mendedikasikan dua episode untuk perempuan dalam Islam. Program ini mengoreksi kesalahpahaman seputar perlakuan buruk yang kaum hawa rasakan.
Selama kedua episode itu, Al-Issa tertarik untuk mempromosikan gagasan pemberdayaan perempuan dalam hukum Islam. Program ini menekankan untuk memberi hak-hak perempuan dan memungkinkan mereka untuk memainkan peran mereka serta memiliki pengaruh sebagai ilmuwan, pemikir, ahli dan profesional dalam tugas dan layanan nasional yang berbeda.