Kamis 27 Feb 2020 05:47 WIB

Wapres: Kembalikan Predikat Umat Islam Umat Terbaik

Indonesia diharapkan menjadi bangsa yang memulai untuk terbangun khaira umat.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto
Wakil Presiden RI yang juga Ketua Umum MUI, KH. Ma
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Wakil Presiden RI yang juga Ketua Umum MUI, KH. Ma

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menginginkan umat Islam kembali meraih predikat sebagai umat terbaik, sebagaimana ajaran Rasulullah SAW. Sebab, Wapres menilai, saat ini predikat umat terbaik sudah hilang di kalangan umat Islam.

Apalagi, di kalangan umat Islam yang ada di Timur Tengah dimana umat saling membunuh, saling bermusuhan dan berperang. "Saling mencintai, saling mengasihi itu hilang semua, yang ada saling membenci dan bermusuhan di berbagai belahan dunia, karena itu penting bagaimana membangun kembali khaira umat ini," ujar Ma'ruf saat memberi sambutan dalam peresmian pembukaan Kongres Umat Islam Indonesia VII Tahun 2020 di Hotel Novotel Bangka, Rabu (26/2).

Ia pun berharap, Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar menjadi pelopor mengembalikan predikat umat terbaik tersebut. Ia menilai, perlu ada beberapa program yang bisa membuat umat kembali mendapat predikat umat terbaik.

"Indonesia yang paling diharapkan menjadi bangsa yang memulai untuk terbangun khaira umat itu," ujar Ma'ruf.

Karena itu, dalam Kongres Umat Islam Indonesia VII Tahun 2020 harus mampu mengurai berbagai masalah yang menyangkut umat bangsa dan negara. Selain itu, mampu menghasilkan arah pembangunan nasional dan mampu mewujudkan kualitas atau umat islam yang terbaik.

"Khaira umat ini, bagaiamana kongres ini bisa mengembalikan predikat ini, menyangkut lima aspek politik, ekonomi, hukum, pendidikan, dan kebudayaan," ujarnya.

Selain itu, kongres juga diharapkan mendorong umat Islam dapat mengambil peran signifikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab, umat Islam mempunyai  tanggung jawab yang lebih besar untuk menjaga merawat dan memastikan arah bangsa ini sesuai dengan kesepakatan nasional.

"Karena kesepakatan itu yang tertuang dalam Pancasila itu harus kita jaga," ujar Ma'ruf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement