REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) melalui Badan Litbang dan Diklat Agama akan menggelar konferensi keagamaan dan pendidikan internasional untuk pertama kalinya. Konferensi ini dinamai 'The 1st International Conference on Religion and Education'.
Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof. Abd. Rahman Mas'ud, Ph.D, menjelaskan, tajuk yang diangkat dalam konferensi tersebut yakni 'How Religion and Education Respond to The Contemporary World Challenges'.
Mas'ud menambahkan, konferensi ini bertujuan untuk melakukan penyebaran moderasi beragama bagi dunia khususunya kawasan ASEAN, proceding karya tulis ilmiah bereputasi international, dan penandatanganan nota kesepahaman antara Kemenag dengan delegasi ASEAN dalam hal agama dan pendidikan.
"Konferensi ini juga dalam rangka penyelenggaraan dialog nilai moderasi beragama di masing masing negara peserta dan delegasi ASEAN khususnya dan menjadikan moderasi beragama dalam kaitannya dengan hubungan bilateral antarnegara," kata dia kepada Republika.co.id, Ahad (6/10).
Agenda tersebut, lanjut Mas'ud, digelar di antaranya untuk merumuskan berbagai pemikiran tentang agama dan pendidikan agama yang mampu merespons tantangan di dunia kontemporer. Kemudian juga untuk mendialogkan berbagai pemikiran agama dan pendidikan agama dalam menjawab permasalahan kekinian.
Adapun target yang disasar konferensi yaitu pertemuan dan komunikasi tokoh umat beragama negara-negara. Juga bertemunya gagasan dan pemikiran soal agama dan pendidikan dalam menjawab berbagai persoalan.
Mas'ud mengungkapkan, konferensi ini akan digelar secara rutin tiap tahun. Untuk kali ini, konferensi bakal menghasilkan naskah-naskah kerja sama antarnegara ASEAN dalam pengembangan moderasi beragama dan pendidikan. "Kemudian tersusunnya prosiding internasional yang terindeks global," tuturnya.
Menurut Mas'ud, agenda ini diperlukan untuk mengetahui fenomena apa yang terjadi dan berkembang di masyarakat. Konferensi juga akan menekankan riset yang akrab dengan arus bawah. Tujuan utama konferensi tak lepas dari ikon Kemenag yang mengeluarkan dan menguatkan sikap moderasi beragama.
Selain disiapkan pembicara utama dalam panel besar, ada tiga sesi lainnya dengan tema berbeda yang bisa diikuti peserta. Di antaranya membahas soal perdamaian dan multikultural, agenda khusus dengan pembicara yakni Menteri Agama Indonesia, dan pendidikan teknologi dalam merespons revolusi industri 4.0.
"Tanggal 8, Menag juga akan launching buku atau model moderasi beragama. Ini tidak hanya berisi kajian agama Islam tapi semua agama," lanjutnya.
Konferensi dilaksanakan di Hotel Santika Bintaro Tangerang Selatan pada 8-10 Oktober 2019 ini, pembicara kunci Menteri Agama RI Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Hadir pula narasumber dari 10 negara ASEAN termasuk Indonesia, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Kamboja, Brunei, Timor Leste, dan Filipina.
Beberapa peserta konferensi dari sejumlah negara akan mengisi plenary session. Di antaranya, Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Zaitunah Tunisia Prof. Dr. Mounir Rousiss, Rektor Unissa Brunei Darussalam Dr. Norafan, Asst. Prof. Nur Haslinda dari UNISEL Malaysia, Dr. Myint Thein dari International Islamic University Malaysia, dan Presiden Islamic Organization of Lao P.D.R, Somboune Khan.
Sedangkan peserta dalam negeri yang menjadi pembicara pada plenary session, yaitu Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Prof. Abd. Rahman Mas'ud, Ph.D.
Kegiatan ini dilengkapi dengan persentasi makalah terpilih sebanyak 80 buah dari kegiatan call for paper yang dilaksanakan sebelumnya. Puluhan naskah akan diterbitkan dalam jurnal bertaraf internasional. Agenda ini dihadiri 120 peserta aktif dan 80 peserta undangan pembukaan.