Kamis 02 Oct 2025 05:35 WIB

Menag Tekankan Pentingnya Melestarikan Nilai Luhur Kitab Kuning

MQK bukan sekadar ajang intelektual membaca kitab kuning.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Agama RI, Prof Nasaruddin Umar, melantik 89 dewan hakim Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional (MQKI) di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Rabu (1/10/2025) malam
Foto: Muhyiddin / Republika
Menteri Agama RI, Prof Nasaruddin Umar, melantik 89 dewan hakim Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional (MQKI) di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Rabu (1/10/2025) malam

REPUBLIKA.CO.ID,WAJO -- Menteri Agama RI, Prof Nasaruddin Umar, melantik 89 dewan hakim Musabaqah Qira’atil Kutub Internasional (MQKI) di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Rabu (1/10/2025) malam. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa MQK bukan sekadar ajang intelektual membaca kitab kuning, melainkan juga upaya menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

“Kitab kuning bukan hanya soal bagaimana membacanya, tetapi bagaimana mengartikulasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya untuk masyarakat, khususnya umat Islam Indonesia,” ujar Nasaruddin.

Baca Juga

Ia menekankan bahwa tugas dewan hakim bukanlah perkara mudah. Pasalnya, perkembangan bahasa dan perubahan makna kata seiring waktu menjadi tantangan tersendiri dalam menilai bacaan dan pemahaman peserta.

“Menurut ahli linguistik, setiap seratus tahun makna kosa kata mengalami perubahan. Maka para hakim dituntut benar-benar mampu mempertanggungjawabkan kualitas penilaiannya,” ujarnya.

Selain aspek bahasa, Nasaruddin juga menyinggung soal perbedaan tafsir dalam memahami kitab. “Apakah kita merujuk pada hakikatul lafdzi, hurfi, syari, konotatif, atau denotatif, semuanya tergantung konteks penulis. Yang paling tahu maksud suatu kata tentu adalah sang penulisnya sendiri,” katanya.

Sebagai MQK Internasional perdana, Nasaruddin meminta agar seluruh kelemahan yang muncul dalam penyelenggaraan dicatat untuk perbaikan pada edisi berikutnya. Ia juga mengapresiasi peran Telkom yang mengawal infrastruktur teknologi agar pelaksanaan acara berjalan lancar, termasuk pemasangan kabel sepanjang delapan kilometer demi memastikan jaringan internet stabil.

“Jaringan di lokasi MQK bahkan bisa lebih kuat dibandingkan di Sengkang. Terima kasih kepada Telkom, pemerintah daerah, dan semua pihak yang terlibat. Ini sejarah baru bagi Wajo, pertama kali menjadi tuan rumah MQK tingkat internasional,” jelasnya.

Menutup sambutannya, Nasaruddin berharap semua rangkaian acara berjalan sukses, mulai dari musabaqah hingga kegiatan pendukung lainnya. “Semoga Kabupaten Wajo, khususnya Pondok Pesantren As’adiyah, menorehkan prestasi yang akan dikenang dalam sejarah,” ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement