REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Prefek Romo Giacomo Cardinali telah menyetujui agar sendekiawan Muslim yang mengunjungi Perpustakaan Apostolik Vatikan disediakan tempat untuk sholat. Ia mengatakan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Italia La Repubblica bahwa para ilmuwan Muslim telah meminta area kecil untuk sholat.
“Beberapa cendekiawan Muslim telah meminta kami untuk menyediakan ruangan dengan karpet untuk sholat dan kami telah memberikannya kepada mereka,” ujarnya dilansir dari thecatholicherald, Senin (13/10/2025).
Perpustakaan Vatikan, yang didirikan pada pertengahan abad ke-15 dan sering dianggap sebagai jantung intelektual Gereja Katolik, menyimpan beragam manuskrip dan teks dari berbagai agama dan budaya dunia.
Romo Cardinali mengatakan, koleksinya mencakup Alquran yang sangat tua dan juga karya-karya berbahasa Ibrani, Ethiopia, Arab, dan Tiongkok. "Kami adalah perpustakaan universal," ucapnya.
Ia juga menyoroti beberapa benda yang lebih unik dalam koleksi tersebut, seperti apa yang diyakini sebagai arsip Jepang abad pertengahan tertua di luar Jepang. Arsip tersebut dilestarikan berkat seorang misionaris Salesian, Pastor Mario Marega, yang tinggal di Jepang pada tahun 1920-an.
Menurut Romo Cardinali, misionaris tersebut menemukan dokumen-dokumen tersebut ketika ia melihat anak-anak bermain dengan bola kertas yang terbuat dari manuskrip tua.
Menyadari pentingnya hal tersebut, ia menyelamatkannya dari pemeliharaan kastil, sehingga menyelamatkannya beberapa dekade kemudian dari kehancuran akibat bom atom.
“Itu bisa jadi keberuntungan yang luar biasa atau inspirasi dari atas,” kata Romo Cardinali.
Saat ini, Perpustakaan Vatikan diperkirakan menyimpan sekitar 80 ribu manuskrip, 50 ribu barang arsip, hampir dua juta buku cetak, dan lebih dari 100 ribu ukiran, cetakan, koin, dan medali. Penemuan-penemuan baru terus bermunculan, termasuk manuskrip langka Etika Spinoza yang ditemukan dalam beberapa tahun terakhir.
Katalog digital perpustakaan yang luas juga telah membuka koleksinya bagi masyarakat luas, meskipun hal ini telah menyebabkan gelombang pertanyaan yang eksentrik.
“Kami menerima permintaan yang paling tidak masuk akal, terutama dari Amerika,” ujar Romo Cardinali.
"Apakah Anda punya mesin waktu? Dan menorah dari kuil di Yerusalem yang diambil Titus? Dan Cawan Suci?," ucapnya.
Ia pun merefleksikan dampak kecerdasan buatan yang semakin besar terhadap karya ilmiah, menunjukkan bahwa teknologi meskipun dapat membantu dalam pengkatalogan, teknologi tidak dapat mempengaruhi ketajaman manusia.
“Masalahnya sama seperti 500 tahun yang lalu: pengkatalogan,” ujarnya.
"Komputer mungkin membantu, tetapi saya tidak tahu apakah mesin akan mengenali pemalsuan. Mungkin ya, tetapi tidak akan mampu merekonstruksi sejarah yang rumit."
Perpustakaan Apostolik Vatikan, yang terletak di Kota Vatikan, berawal dari Paus Nikolas V pada tahun 1451 dan sejak itu menjadi salah satu gudang pengetahuan Kristen dan kemanusiaan terkemuka di dunia. Kesediaannya untuk menampung para cendekiawan tamu dari semua agama yang mencerminkan peran berkelanjutan lembaga ini sebagai pusat pembelajaran universal dan pelestarian budaya.