Rabu 24 Jul 2019 19:42 WIB

Cara Pesantren Al-Anwar Kuningan Cetak Santri Mandiri

Pesantren al-Anwar membekali santri ketrampilan berternak.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Bangunan Pesantren al-Anwar Kuningan
Foto: Republika/ Andian Saputra
Bangunan Pesantren al-Anwar Kuningan

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN – Pondok pesantren tidak hanya tempat penempaan mental dan spiritual santri, tetapi juga pusat pembekalan hidup melalui ragam skill. Pondok Pesantren al-Anwar Kadugede, Kuningan, Jawa Barat, punya cara tersendiri untuk mengembangkan jiwa entrepreneur para santrinya. Pesantren ini mengajarkan santrinya agar bisa menjadi wirausahawan terutama di sektor peternakan. 

Santri yang mondok di pesantren ini diajarkan untuk berternak kambing dan budidaya ikan air tawar yang dikelola pesantren. “Di samping membekali santri ilmu agama kami memberikan life skill, ada ternak kambing lalu ternak ikan sampai sekarang masih,” tutur pengasuh pesantren Ustaz Muhammad Fathullah kepada Republika,co.id pada Rabu (24/7). 

Baca Juga

Meski untuk budidaya ikan masih belum berskala besar, namun hasilnya sudah dapat dirasakan para santri yang mengaji di pesantren itu. Bahkan pesantren pun memperbolehkan santri berternak mandiri dengan memelihara ayam kampung dan burung. 

Pesantren pun terus berupaya untuk meningkatkan wawasan santri tentang wirausaha di bidang peternakan dan budidaya ikan. Meski demikian, santri yang mondok di pesantren Al Anwar juga ditekankan untuk mahir membaca dan memahami kitab-kitab kuning sebagai sumber khazanah keislaman. 

Karenanya, Pesantren al-Anwar menekankan pada santrinya untuk menguasai ilmu alat yakni disiplin ilmu agar para santri bisa membaca dan memahami berbagai kitab atau literatur keislaman. 

Penekanan pada santri agar lebih kuat dalam mempelajari ilmu alat telah dilakukan sejak pesantren itu dipimpin oleh Kiai Amin Anwar putra dari pendiri pesantren, yakni Kiai Anwar. 

Saban harinya para santri wajib menghafal kitab-kitab terkait disiplin ilmu alat. Setelah itu mengikuti metode sorogan, santri menyetorkan seluruh hafalannya pada Kiai sambil menerangkan. Serta metode bandongan di mana santri mendengarkan ulasan kitab dari kiai. 

photo
Di antara kitab karangan Kiai Anwar. Republika/Andrian Saputra

Santri-santri di Pesantren al-Anwar juga diajarkan kitab-kitab alat karya Kiai Anwar dengan bantuan para santrinya yang sudah diperbanyak cetakannya seperti Qathrat al-Qarib yakni kitab sharaf hingga Tarbiyat as-Shibyan atau kitab Bayan. 

“Kita pertahankan metode salaf ada sorogan murid yang membacakan, ada bandongan seorang  mudaris membacakan dan murid menyimak sambil lughot pakai Arab pegon,” katanya.

Pesantren Al Anwar Kadugede berada di Kampug Kliwon, Desa Kadugede, Kecamatan Kadugede Kuningan. Pesantren ini didirikan pada 1926 oleh Kiai Anwar bin Romli yang wafat pada 1941, meski demikian tak banyak informasi yang diketahui keluarga pesantren tentang Kiai Anwar. 

Pada awal berdirinya bangunan pesantren terbuat dari bilik bambu sederhana berbentuk seperti rumah panggung. Seiring berjalannya waktu, pesantren ini pun berkembang pesat. 

Kini Pesantren al-Anwar bahkan telah mendirikan lembaga formal tingkat sekolah menengah pertama (SMP). Saat ini, pesantren dipimpin oleh generasi ketiga Kiai Anwar.  

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement