Senin 15 Jul 2019 13:11 WIB

Gerhana Bulan, Kemenag Ajak Umat Shalat Khusuf Berjamaah

Pada 17 Juli 2019, gerhana bulan akan terjadi sehingga umat diimbau shalat khusuf

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Hasanul Rizqa
Ilustrasi Gerhana bulan total
Foto: Antara/Eric Ireng
Ilustrasi Gerhana bulan total

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerhana bulan atau khusuful qamar diprediksi akan kembali terjadi pada 17 Juli 2019. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag), Muhammadiyah Amin menjelaskan kawasan Indonesia bagian barat dan tengah diprediksi dapat mengamati fenomena alam tersebut.

"Awal gerhana diperkirakan mulai jam 03:01 WIB hingga jam 05:59 WIB, puncak gerhana akan terjadi pada jam 04:30 WIB," kata Amin melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Senin (15/7).

Baca Juga

Dia mengajak umat Islam untuk melaksanakan shalat gerhana atau shalat khusuf. Ditjen Bimas Islam juga telah menerbitkan seruan kepada para Kepala Kanwil Kemenag agar menginstruksikan pelaksanaan shalat gerhana bulan parsial di wilayahnya masing-masing.

Pihak yang secara khusus diinstruksikan menyeru shalat khusuf di antaranya kepala bidang urusan agama islam, kepala bidang bimas Islam, pembimbing syariah, kepala Kemenag kabupaten/ kota, dan kepala KUA. Mereka diinstruksikan untuk bersama para ulama, pimpinan ormas Islam, imam masjid, aparatur pemerintah daerah dan masyarakat melaksanakan shalat khusuf.

 

"Pelaksanaan shalat gerhana disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerahnya masing-masing, kami juga mengimbau masyarakat memperbanyak dzikir, istighfar, sedekah dan amal saleh lainnya, serta mendoakan keselamatan dan kemajuan bangsa," ujarnya.

Berikut tatacara shalat gerhana dari Kemenag:

  1. Berniat di dalam hati
  2. Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa
  3. Membaca doa iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al-Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang seperti surat Al-Baqarah sambil dikeraskan suaranya, bukan lirih. Sebagaimana terdapat dalam hadis Aisyah, Nabi Muhammad SAW menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika shalat gerhana. (HR Bukhari No 1065 dan Muslim No 901).
  4. Kemudian rukuk sambil memanjangkannya;
  5. Bangkit dari rukuk (i’tidal) sambil mengucapkan "Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd"
  6. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama
  7. Rukuk kembali (rukuk kedua) yang panjangnya lebih pendek dari rukuk sebelumnya
  8. Bangkit dari ruku’ (i’tidal)
  9. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana rukuk, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali
  10. Bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya
  11. Salam.
  12. Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada jamaah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement