Selasa 28 May 2019 14:26 WIB

Dompet Dhuafa Tutup Grebek Kampung di Yogyakarta

Grebek Kampung turut menunjukkan betapa hangatnya jalinan persaudaraan masyarakat.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Kegiatan Grebek Kampung yang digelar Dompet Dhuafa Yogyakarta di  Dusun Secang, Desa Sidomulyo, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulonprogo,  DIY, Sabtu (18/5).
Foto: Dok Dompet Dhuafa
Kegiatan Grebek Kampung yang digelar Dompet Dhuafa Yogyakarta di Dusun Secang, Desa Sidomulyo, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulonprogo, DIY, Sabtu (18/5).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Rangkaian Grebek Kampung Dompet Dhuafa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akhirnya mencapai puncak. Kota Yogyakarta jadi lokasi terakhir usai Grebek Kampung sukses berlangsung di kabupaten-kabupaten DIY.

Riuh anak-anak berbaju koko sudah terlihat selepas ashar di Masjid Nurul Falah, Kampung Tompeyan, Kecamatan Tegalrejo, Senin (27/5). Sebagian anak-anak lain tampak sibuk membetulkan posisi kerudung.

Baca Juga

Di sisi lain masjid, terselip satu dua canda dari ibu-ibu yang sedang memasak. Ada pula muda-mudi yang asik menata makanan dan minuman di meja-meja yang disiapkan untuk buka puasa bersama.

Putaran jarum jam yang bergerak mendekati pukul 16.00 WIB, beriringan dengan langkah bapak-bapak yang mulai memenuhi ruangan utama masjid. Disusul kemudian muda dan mudi dari Kampung Tompeyan.

Wajah penasaran menyelimuti anak-anak yang sudah duduk sangat rapi di tengah-tengah jamaah yang memenuhi masjid. Memuncak, saat duo pemandu acara mulai menyampaikan celoteh-celotehnya.

Dalam sambutannya Kepala Cabang Dompet Dhuafa Yogyakarta, Bambang Edi Saputra, mengingatkan gelaran ini memiliki begitu banyak pesan. Di antaranya, mengingatkan untuk selalu bersyukur.

Sebab, begitu banyak nikmat yang telah diberikan Allah SWT, dan terbilang sering kita lupakan. Grebek Kampung turut menunjukkan betapa hangatnya jalinan persaudaraan masyarakat Yogyakarta.

Ia berharap, gelaran ini mampu mengangkat sisi guyub dan rukunnya Yogyakarta. Bahkan, saat 27 Mei 13 tahun lalu dilanda gempa, cepat sekali bangkit yang tidak lain karena guyub rukun masyarakat tersebut.

Tapi, Bambang menekankan, Grebek Kampung memiliki tujuan utama agar Dompet Dhuafa senantiasa diterima masyarakat. Ia meminta doa pula agar amanah selalu menjadi nafas Dompet Dhuafa.

"Semoga kami tetap amanah dalam menunaikan tugas-tugas, dan semoga ini bisa menjadi barokah bagi kita semua," kata Bambang.

Grebek Kampung sendiri sudah dilaksanakan sejak pagi. Simakan Alquran menjadi agenda pertama, dilanjut pemeriksaan kesehatan, pembagian zakat fitrah dan tebar Alquran.

Turut diberikan parcel-parcel Lebaran kepada masyarakat. Mendekati waktu buka, berbarengan tausiyah bagi jamaah, anak-anak semangat berlarian ke sisi lain masjid menikmati dongeng cerita kisah Islami.

Camat Tegalrejo, Raden Ryanto Tri Nugroho, menyampaikan apresiasi atas terjaganya guyub rukun di masyarakat Kampung Tompeyan. Ia menekankan, itu merupakan salah satu harta yang harus dijaga.

Tapi, ia mengakui, masih ada masyarakat yang beternak babi, yang tentu saja memiliki potensi besar mencemari lingkungan. Karenanya, Tri memohon doa agar masyarakat bisa beralih profesi.

Tri menilai, tentu peralihan profesi itu membutuhkan pembinaan. Maka itu, ia merasa, tepat rasnaya menggandeng lembaga-lembaga sosial seperti Dompe Dhuafa agar menciptakan lingkungan yang bersih.

"Semuanya itu tidak lain bertuuan supaya Kampung Tompeyan kita ini bisa menjadi bersih dan sehat, jadi mohon doa biar saudara kita yang masih bisa segera beralih profesi," ujar Tri.

Kota Yogyakarta memang menjadi destinasi terakhir Grebek Kampung. Selama Ramadhan, telah sukses berlangsung di Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Gunungkidul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement