REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesedihan akan menimpa tiap manusia yang ditinggal pergi orang tercinta. Perasaan yang sama di rasakan oleh salah seorang sahabat Nabi SAW dari golongan perempuan (shabiyat), Hindun binti Amru bin Haram.
Ia kehilangan tiga orang yang ia cinta sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Suami, anak, dan saudaranya mati syahid dalam peperangan. Ia sangat sedih. Namun, tetap sabar dan tidak membuatnya lemah. Ia yakin, semua itu takdir Allah SWT. Ia bahkan bersyukur karena ketiganya syahid da lam pertempuran.
Suami, anak, serta saudara Hindun meninggal ketika Perang Uhud. Ia bawa ketiga jenazah mereka menggunakan unta dengan kepedihan hati mendalam. Aisyah melihatnya dan bertanya, “Ya Hindun, semoga engkau memperoleh kebaikan. Apakah yang ada di belakangmu?” Hindun menjawab, “Rasulullah adalah orang salih dan setiap musibah selain kehilangan beliau adalah kecil. Dan, Allah telah mengangkat beberapa orang mukmin sebagai syuhada.”
Aisyah bertanya lagi, “Ya Hindun, akan engkau bawa ke mana mereka itu?” Ia menjawab, ketiga jenazah itu akan dimakamkan di Madinah. “Aku hendak kuburkan di sana.” Lalu, Hindun memacu untanya agar berlari lebih cepat menuju ke arah Madinah. Namun, unta tersebut tampak loyo, tidak mampu berlari lebih kencang.
Hindun mengubah haluan. Ia meng giring untanya berbalik arah kini menuju ke medan perang di Bukit Uhud. Tidak disangka, unta yang tadi nya lemah kini bisa berlari cepat hingga sampai di Uhud. Di tempat tersebut, Hindun berjumpa dengan Rasulullah. Lalu Rasulullah mendekati jenazah suami, anak, dan saudara Hindun. Nabi bersabda, “Sungguh aku melihat suamimu (Amru bin Jamuh—Red) berjalan di surga dengan kakimu ini dalam kondisi sehat.”
Lalu, Rasulullah menyuruh para sahabat menguburkan mereka (Amru bin Jamuh, anaknya, dan saudaranya dalam satu liang kubur). Rasulullah berkata, “Ya Hindun, mereka akan bersahabat di dalam surga. Amru bin Jamuh suamimu, Khallad putramu, dan Abdullah saudaramu, semuanya akan menjadi penghuni surga.”