Selasa 12 Mar 2019 07:30 WIB

Meski Minoritas, Muslimin Hidup Nyaman dan Tenteram di Makau

Masyarakat Makau sangat menghormati pemeluk agama lain.

Muslim di Kota Makau saat melaksanakan shalat Idul Adhan 1433 H beberapa waktu lalu.
Foto: macaudailytimes.com.mo
Muslim di Kota Makau saat melaksanakan shalat Idul Adhan 1433 H beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Islam telah dikenal di Makau jauh sebelum kekaisaran Ming berkuasa. Terlepas sejak kapan Islam dikenal, jumlah Muslimin di Macau terus berkembang.

Menurut laman history cultural-china, selama Perang Dunia II banyak Muslim etnis Hui yang melarikan diri dan berlindung ke Macau. Mereka lari ke sana karena wilayah Cina porak poranda. Sebagian besar mereka berasal dari wilayah Zhaoqing Provinsi Guangdong.

Baca Juga

Kehadiran Muslim makin terlihat pada 1980-an. Saat itu, dibangun sebuah masjid yang hingga kini masih berdiri dan menjadi satu-satunya masjid di Macau. Di sekitarnya pun dibuka pemakaman Muslim yang sebenarnya telah ada sejak pedagang Arab dan Persia singgah di Makau beberapa abad lalu. Kendati demikian, eksistensi Muslim baru benar-benar terlihat pada 2007.

Saat itu, mereka membentuk perkumpulan bernama The Islamic Society Macau. Selain itu, Muslimin Makau juga memodernisasi masjid di jantung Kota Macau. Anak-anak dengan nama Muslim pun bermunculan, seperti Omar, Fatima, dan lain sebagainya.

Meski minoritas, Muslimin hidup nyaman dan tenteram di Macau. Kawasan ini memang sangat multikultural. Beragam agama dan budaya hidup di sana. Bahkan, kebudayaan Macau disebut-sebut sebagai perpaduan dari tiga agama, yakni Taoisme, Kristen, dan Islam. Masyarakat Macau sangat menghormati pemeluk agama lain. Kebebasan beragama benar-benar terwujud di negeri tersebut.

Muslimin Macau biasa berkumpul di satu-satunya masjid yang mereka miliki. Kajian Islam sering kali dihelat di sana. Masjid akan sangat ramai saat shalat Jumat dan pada hari libur di akhir pekan. Saat hari raya, komunitas Muslim tumpah ruah di masjid tersebut. Uniknya, sebagai masyarakat etnis Cina yang non-Muslim pun ikut merayakannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement