Jumat 16 Jun 2017 16:43 WIB

Gaya Hidup Islami di Makau

Macau
Foto: Dailymail
Macau

Oleh: Ustaz Saepuloh

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- "Sudah 8 km ustadz"ungkap saya pada ustadz Muhandis, itu ialah jarak yang kami tempuh berjalan menyusuri jalan-jalan Kota Makau. Walau begitu anehnya tak ada rasa haus yang menerpa, walau di sekeliling banyak sekali aneka warung makan yang buka, namun saya perlu berhati-hati karena bisa dikatakan rawan bila mencicipi hidangan yang tak berlogo halal, apalagi sedang berpuasa. Saya sendiri lebih senang masakan rumah resep Nusantara.

Memang salah satu pemandangan yang lumrah terlihat ialah senangnya masyarakat baik Hong Kong maupun Makau berjalan kaki. Ini sudah menjadi lifestyle. Gaya berjalan kaki juga menjadi ciri masyarakat di negara-negara maju. Saya akui di tanah air memang bukan orang yang suka berjalan kaki jauh, lebih senang mengandalkan sepeda motor ataupun mobil, apalagi sedang trend di Indonesia menggunakan jasa angkutan online. Di Makau saya terbiasa berjalan rata-rata 6-8 km per harinya. Inilah salah satu dampak baik melancong ke negeri orang.

Terbayang ketika orang tua kita dulu, tak pernah mengandalkan peta digital atau internet, kemana-mana berjalan kaki, akibatnya tubuh jadi lebih sehat dan ingatan juga kuat. Kita terlalu mengandalkan gadget atau alat sehingga malas mengingat.

Dan berjalan kaki ialah salah satu obat untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air. Bagaimana kita bisa merasakan tiap jengkal tanah dengan langkah kaki sendiri, betapa mahalnya (bukan hanya dalam arti harga namun nilai) sebuah tanah milik kita, yang kita pijak dengan kaki sendiri. Tanyakanlah pada anak negeri yang berpencar ke ragam negara, bumi Nusantara pasti selalu punya makna yang istimewa dalam hatinya.

Spot-spot publik di sini biasanya menyediakan ruang khusus untuk berolahraga, taman bermain anak serta track untuk berjalan santai ataupun berlari. Banyak warga Makau yang berlari di sore hari, mulai dari remaja, dewasa bahkan kakek yang bertelanjang dada namun terlihat bugar dan bersemangat. Tak jarang pula nampak ibu-ibu ataupun nenek seperti mengeluarkan jurus-jurus tai chi atau apapun namanya seperti di taman Guia Hill.

Berjalan kaki bukan hanya menguntungkan secara jasmani, bila ditujukan ke masjid misalnya akan memiliki nilai yang tinggi dihadapan Allah swt. Nabi saw bukan hanya sekali memberikan kabar gembira terkait orang yang berjalan menuju masjid, mulai dari adanya pengangkatan derajat setiap langkahnya, penghapusan dosa serta pemberian cahaya di hari kiamat nanti.

Dari Ubay bin Ka’ab RA, beliau berkata: Ada seseorang laki-laki yang sepengetahuanku rumahnya paling jauh dari masjid. Dia tak pernah melewatkan sholat (di masjid). Ada seseorang yang mengatakan padanya: Tidakkah sebaiknya engkau membeli keledai yang bisa engkau tunggangi di masa gelap dan di saat panas. Orang tersebut menyatakan: Aku tidak suka rumahku di samping masjid. Aku ingin tercatat (pahala) langkah kakiku menuju masjid dan langkah kakiku ketika kembali (dari masjid) ke keluargaku. Rasulullah saw bersabda: Allah telah menggabungkan (kedua pahala untuk berangkat dan pulang) bagimu seluruhnya. (HR. Muslim)

Salah satu yang tak kalah unik di Makau ialah berjejernya alat-alat fitnes secara terbuka di ruang publik, dan bisa dikatakan cukup lengkap, mulai dari yang melatih otot bisep dan trisep, otot paha, otot dada, melatih keseimbangan dsb. Saya kira alat bermain anak karena warnanya yang mencolok kuning dan merah. "Kita coba ustadz" ajak saya. Masyarakat bisa dengan bebas menggunakan ini kapanpun. Pemerintah amat perhatian terhadap kesehatan fisik warganya, dan warganya juga bisa menjaga fasilitas yang bermanfaat ini.

Gaya hidup sehat ialah gaya hidup yang Islami, dan terkadang kita menemukannya justru di negeri yang penduduknya nonmuslim. Namun demikian kita dianjurkan untuk berupaya dan memohon al-'afiyah dimana kesehatan dalam Islam mencakup lahir bathin atau cageur bageur lahir bathin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement