Senin 25 Feb 2019 20:17 WIB

Mulanya Dakwah Islam di Bosnia-Herzegovina (5-Habis)

Umat Islam saat itu mengalami dinamika di dalam kerajaan Yugoslavia

(ilustrasi) bendera bosnia-herzegovina
Foto: tangkapan layar britannica
(ilustrasi) gambar Josip Broz Tito

Sepeninggalann Raja Alexander, posisinya digantikan sepupunya, Pavle. Dia memerintah dengan pendekatan demokratis.

Perdana menterinya berturut-turut adalah Stojadinovic dan Cvetkovic. Partai Bosnia Muslim mendukung keduanya.

Krisis politik kembali terjadi pada Maret 1941, ketika sejumlah tentara menggulingkan pemerintahan Cvetkovic. Mereka mendaulat putra Alexander, yakni Peter II, sebagai raja baru. Sementara, dari luar Yugoslavia bayang-bayang ancaman Hitler kian nyata. Prahara Perang Dunia II pun sudah mencapai Semenanjung Balkan.

Pada 17 April 1941, Yugoslavia mengaku takluk terhadap Jerman. Hitler kemudian membentuk Negara Kroasia Merdeka yang di dalamnya termasuk Bosnia-Herzegovina.

Pavelic yang juga bekas pimpinan Ustasa menjadi presidennya. Pemerintahan Pavelic berupaya meneruskan kebijakan Nazi untuk membasmi orang-orang Yahudi dan Gipsi, serta memaksa orang Kristen Ortodoks untuk memeluk Katolik.

Adapun kaum Muslim setempat diketahui luput dari sasaran Nazi. Sebab, mereka dianggap setara dengan umat Katolik, meskipun masih diberi label "sesat."

Respons datang dari kalangan Serbia. Mereka kemudian membentuk dua kelompok yang kontradiktif, yakni Chetnik dan Partisan.

Chetnik mengklaim sebagai representasi kekuasaan Raja Peter II di pengasingan, sedangkan Partisan komunis. Chetnik lantas berbalik mendukung Jerman, dengan harapan, komunisme akan terjungkal di Semenanjung Balkan.

Sementara itu, pemimpin Partisan, Josip Broz Tito, pada 1930-an dapat menyatukan partai-partai kecil di bawah komandonya.

Menjelang 1942, lawan satu-satunya kekuasaan Nazi di Yugoslavia adalah Partisan. Tito kerap menggunakan retorika demokrasi dan kesetaraan hak etnis untuk menggalang dukungan. Karena itu, kelompok Muslim Bosnia cenderung padanya.

Pada 6 April 1945, Partisan dapat merebut kembali Sarajevo dari tangan Nazi. Beberapa pekan sesudah itu, Nazi dan Chetnik menyerah kepada Tito, yang akhirnya memimpin Yugoslavia dengan ideologi komunisme.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement