Rabu 13 Feb 2019 19:59 WIB

Bagaimana Islam Memandang Sihir? (2)

Sihir ternyata berkaitan pula dengan legitimasi kekuasaan

(ilustrasi) kegelapan
Foto: tangkapan layar pada michaelvladeck.com
(ilustrasi) kegelapan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seligmann (1948) meneruskan, ada perspektif psikologi modern terhadap fenomena sihir. Dia mengutip rupa-rupa pendapat. Misalnya, dari Salverte, Hubert, dan Mauss.

Di pihak lain ada pula keyakinan, sains supranatural merupakan ilmu yang lahir sejak ribuan tahun silam. Ilmu itu cukup misterius. Dalam arti, ia diajarkan secara eksklusif sekaligus turun-temurun. Seligmann menyebut, hanya segelintir manusia “terpilih” yang mempelajarinya. Inilah yang terutama membedakan sihir daripada sains logis-empiris.

Untuk menggambarkan perbedaan pandangan itu, di sini disajikan sekadar contoh tentang para penyihir pada zaman Mesir Kuno. Amsal itu juga terdapat dalam Alquran, khususnya surat al-A’raf ayat 103-125.

Di sana, dikisahkan bagaimana para penyihir yang awalnya mendukung Firaun kemudian berbalik melawannya. Hal itu setelah sihir yang mereka tunjukkan kalah daripada tongkat Nabi Musa AS yang--atas izin Allah SWT--menelan apa-apa yang para tukang sihir itu sulapkan.

Dalam perspektif psikologi modern, para penyihir itu tidak lebih sebagai orang-orang terdekat yang melegitimasi kepemimpinan Fir'aun, sekalipun dengan dali yang nirlogis. Adapun bagi perspektif sains supranatural, para penyihir itu dinilai punya kemampuan karena telah belajar ilmu sihir. Maka, Firaun memanfaatkan mereka demi melanggengkan pemerintahannya.

Baca juga: Bagaimana Islam Memandang Sihir? (1)

Itulah sebabnya, ketika para penyihir itu menyatakan diri beriman kepada Tuhannya Nabi Musa AS, Fira'un serta-merta berang. Namun, amarah itu hanyalah topeng untuk menutupi rasa tidak amannya (insecure). Sebab, legitimasinya mulai terkoyak. Dengan sisa wibawanya, penguasa lalim asal Mesir itu lantas menghukum salib orang-orang yang baru saja beriman itu (lihat QS. al-A’raf 123-124).

 

Perspektif Islam

Dengan demikian, sihir tidak lepas dari hasrat manusia untuk terus berkuasa. Buku Ensiklopedia Islam untuk Pelajar menjelaskan, ada 30 ayat di dalam Alquran yang menyebut tentang sihir. Surat al-Baqarah ayat 102, misalnya, menjelaskan bahwa sihir awalnya berasal dari dua malaikat, Harut dan Marut, yang mana Allah menurunkan keduanya sebagai ujian bagi manusia.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement