Suatu hari ketika dia menemukan link tentang bacaan dan terjemahan Alquran, Cassie berinisiatif untuk menyimpan rekaman lantunan ayat suci Alquran di iPod miliknya. Lalu diberikan kepada sang pasien sebagai hadiah. “Dia tersenyum dan menangis saat mendengarkan (rekaman), aku bisa tahu mengapa,” ujarnya.
Cassie mengaku selama ini banyak belajar hal baru mengenai cara perawatan. Dan, hal tersebut dia terapkan untuk merawat pasiennya. Cassie ingin memberikan perawatan terbaik. Perlahan dia seolah menemukan banyak jawaban dari banyak pertanyaan dalam dirinya.
Cassie mengaku, selama ini tak pernah benar-benar meluangkan waktu untuk kehidupannya. Dia juga tak pernah tahu tentang ayahnya. Ibunya meninggal ketika ia berusia tiga tahun. Sejak kecil, Cassie dan adiknya dibesarkan oleh kakek-neneknya.
Mereka meninggal empat tahun lalu dan sekarang ini dia hidup berdua dengan adiknya. Tapi di balik semua musibah itu, dia selalu berusaha untuk bersyukur. “Apalagi, setelah menghabiskan waktu dengan pasienku,” ujarnya.
Kemudian, dia mulai merasa kehilangan sesuatu, hal yang kurang lengkap dalam hidupnya. Cassie seperti tak merasakan ketenangan dan kedamaian, seperti yang pasiennya rasakan. “Aku ingin memiliki perasaan seperti yang pasienku rasakan, bahkan ketika tak ada seorang pun di sekitarnya,,” kata Cassie.