Ahad 14 Oct 2018 17:54 WIB

Menemukan Sajadah dan Alquran di Taipei

lokasi-lokasi wisata di Taiwan telah dilengkapi dengan fasilitas ramah Muslim.

Kota Taipei, Taiwan
Foto:

Ketika membuka kamar hotel, dia agak terkejut sebab di atas meja sudah ada sajadah berwarna merah hati dan disampingnya terdapat Alquran yang disertai terjemahannya dalam bahasa Mandarin.

Saat membuka laci meja, dia menemukan ada gambar panah hijau yang di dalamnya bertuliskan "Qiblah". Dia pun menyimpulkan bahwa arah panah menunjukkan kiblat shalat bagi seorang Muslim.

"Saya langsung shalat Maghrib dan Isya menggunakan sajadah itu. Bentuk sajadahnya mirip dengan yang ada di Indonesia," katanya.

Namun, seorang jurnalis asal Malaysia, Ruzy Adila tidak menemukan sajadah dan Alquran, kecuali hanya menemukan penanda arah kiblat di dalam laci meja di kamarnya.

"Saya bawa alat shalat kok. Lumayan ada penunjuk arah shalat," katanya.

Ruzy berada di Taipei karena diundang Kementerian Luar Negeri negara itu bersama puluhan jurnalis dari 20 negara untuk menghadiri perayaan Hari Nasional Sepuluh Kembar (Double Tenth National Day).

Hari itu merujuk pada dimulainya pemberontakan 10 Oktober 1911  yang memicu runtuhnya Dinasti Qing sehingga berdirinya negara republik pada 1 Januari 1912.

Tidak hanya itu, di salah satu sudut ruangan gedung Taipei 101 juga ada petunjuk arah kiblat di ruang observatori yang setiap hari selalu dibanjiri pengunjung dari berbagai negara.

Petunjuk kiblat itu tertempel di sisi dalam dinding gedung yang masuk 10 pencakar langit tertinggi di dunia. Gedung itu telah menjadi salah satu ikon kemajuan pembangunan Taiwan.

Petunjuk kiblat ada dalam dua bahasa, yakni Mandarin dan bahasa Inggris "Mecca direction qibla".

Keberadaan sajadah, Al Quran dan petunjuk arah kibat di hotel dan tempat wisata itu merupakan bagian dari upaya Taiwan untuk menjaring wisatawan Muslim yang akhir-akhir ini terus gencar dilakukan.

Pemerintah Taiwan menyadari bahwa wisatawan Muslim harus betah saat berkunjung, sehingga disediakan sarana shalat yang menjadi kewajiban setidaknya lima kali dalam sehari.

Selain negara-negara Timur Tengah, wisatawan dari Malaysia dan Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim menjadi sasaran bagi pemerintah Taiwan.

Boleh dikata, Taiwan kini sedang merayu wisatawan beragama Islam untuk berkunjung ke negara itu. Tentu saja ujung-ujungnya wisatawan adalah mendatangkan devisa dan menjadi salah satu penggerak ekonomi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement