Jumat 27 Jul 2018 05:55 WIB

KH Cholil: Poso tak Seperti Bayangan Kita

Poso aman dan damai.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Muhammad Cholil Nafis (kanan).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Muhammad Cholil Nafis (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Cholil Nafis berkesempatan mengisi ceramah dalam acara tabligh akbar di lapangan Sintuwu Maroso, Poso, Sulawesi Tengah, Kamis pagi (26/7). Tabligh akbar ini dihadiri ribuan masyarakat Poso dari lintas agama, lintas etnis, dan lintas golongan.

Hadir pada acara tabligh ini, Wakil Ketua Umum Al-Khairat, Habib Sholeh bin Muhammad al Jufri, Bupati Poso Darmin As, ketua DPRD Kabupaten Poso, Kapolres, dan tokoh adat setempat. KH Cholil mengatakan Poso saat ini ternyata bukanlah daerah konflik lagi.

"Poso benar-benar aman, damai dan bersatu. Tak seperti bayangan kita sebelumnya Poso daerah konflik, nyatanya sekarang benar-benar aman dan damai. Pemerintah, ulama, polisi, TNI dan masyarakat bersatu padu melawan bentuk perpecahan," ujar KH Cholil kepada Republika.co.id, Kamis (26/7).

Dalam ceramahnya di Poso, KH Cholil menyampaikan terkait beberapa hal, diantaranya terkait persatuan umat dan masyarakat Indonesia, khususnya di Poso. "Bahwa bersatu itu nikmat. Tak mungkin dapat menikmati hidup tanpa persatuan. Dan persatuan dapat terciptakan dan diraih manakala hatinya lembut dan saling menyayangi," ucapnya.

"Rakyat Poso sedang mendapatkan nikmat persatuan setelah sebelumnya pernah konflik. Maka peliharalah persatuan dan perdamaian di Poso ini," kata pengasuh Ponpes Cendikia Amanah Depok ini.

Selain itu, KH Cholil juga menyampaikan Indonesia adalah negara yang Islami dengan referensi ajaran Islam yang otentitik dan mutawatir, yaitu berdasarkan Piagam Madinah sebagai konstitusi Islam pertama dalam Islam yang langsung diterapkan Nabi Muhammad SAW.

"Sebagai haditsnya dalam piagam itu tak menyebut model negara tapi berdasarkan kesepakatan (mitsaq) antarpenduduk negara Madinah, baik yang Muslim maupun yang non-Muslim," kata KH Cholil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement