REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis mengajak segenap umat Islam agar menjadikan bulan Rajab sebagai momentum refleksi diri.
"Coba kita koreksi diri kita. Kalau banyak dosa, maka kita banyak istighfar. Apakah kita sudah banyak istighfar? Rasulullah sehari semalam itu minimal 70 kali. Kita kadang lupa untuk istighfar, padahal Rasulullah diampuni tanpa istighfar," kata Cholil Nafis.
Hal tersebut dia sampaikan dalam acara Zikir Akbar Spesial Rajab dan Awal Tahun 2025 di Masjid Agung At Tin, Jakarta, Selasa malam.
Dalam kesempatan itu, ia pun mengajak seluruh jamaah untuk beristighfar bersama. Cholil Nafis lalu mengingatkan bahwa Allah tidak akan pernah mengazab atau menghukum hamba-Nya selama hamba-Nya tersebut senantiasa beristighfar atau meminta ampun.
"Jadi zikir dengan istighfar, zikir dengan baca-bacaan hamdalah, zikir itu dapat menghindari kita dari azab Allah SWT," ujar dia.
Terkait dengan azab, Cholil Nafis mengingatkan azab yang dinilai sebagai hal-hal buruk hanya akan diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya yang terus berbuat maksiat. Sementara itu, hal-hal buruk yang menimpa hamba Allah yang taat merupakan ujian.
"Kalau kita ahli maksiat, itu bukan ujian, itu azab," ucapnya.