Ahad 04 Feb 2018 14:22 WIB

Kasus Penganiayaan Ulama Jangan Dianggap Sepele

Apabila kejadian tersebut dibiarkan dapat memicu kecurigaan umat Islam.

Rep: Novita Intan/ Red: Esthi Maharani
Adik ipar almarhum Ustaz Prawoto, Haji Didin tengah memperlihatkan foto-foto almarhum di kediamannya di Cigondewah Kidul, Kota Bandung, Jumat (2/2).
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
Adik ipar almarhum Ustaz Prawoto, Haji Didin tengah memperlihatkan foto-foto almarhum di kediamannya di Cigondewah Kidul, Kota Bandung, Jumat (2/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA - Kasus penganiayaan terhadap ulama yang terjadi di Jawa Barat mengundang perhatian masyarakat. Apalagi telah terjadi dua kasus penganiayaan pada rentang waktu berdekatan.

Cendikiawan Muslim, Didin Hafidhuddin menyebut meminta kepolisian jangan menganggap kejadian ini hal sepele. Sebab, apabila kejadian tersebut dibiarkan dapat memicu kecurigaan umat Islam.

"Jangan dianggap sepele, belum pernah saya dengar orang gila bisa menganiaya secara sadis. Polisi harus mengusut secara tuntas kejadian ini, jika dibiarkan timbul kecurigaan umat Islam," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Jakarta, Ahad (4/2).

Ia meminta pihak kepolisian bisa memproses hukum secara adil.  Menurutnya, polisi harus lebih aktif menyelesaikan kasus ini. "Kalau dibiarkan masyarakat bisa emosi juga, mereka (ulama) tokoh penting. Jika tidak terkendali bisa merusakan tatanan kehidupan sosial, ekonomi dan agama," ungkapnya.

Seperti diketahui, Komando Brigade PP Persis, Ustaz Prawoto meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan di rumah sakit akibat dianiaya seorang pria pada Kamis (2/1) pagi. Kabar itu telah diumumkan oleh Pimpinan Wilayah Persis Jabar dalam laman Facebook mereka.

Saat dikonfirmasi, Ketua Persis Irfan Safrudin membenarkan kabar meninggalnya Ustaz Prawoto. Saat dihubungi, Irfan tengah menuju kediaman Ustaz Prawoto di Blok Sawah, Cigondewah Kidul, Kecamatan Bandung Kidul, Bandung.

"Betul beliau meninggal. Beliau akan langsung dimakamkan malam ini juga di Taman Kopo Indah, Burujul, Kabupaten Bandung," kata Irfan, saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (1/2).

Pada peristiwa sebelumnya, pekan lalu, pimpinan pondok pesantren Al Hidayah (Santiong), Cicalengka, Kabupaten Bandung, Kiai Umar Basri dianiaya usai shalat Subuh. Aksi pemukulan yang belakangan disebut dilakukan oleh seorang yang tidak waras ini terjadi di Ponpes. Pelaku sudah diamankan aparat kepolisian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement