Senin 25 Dec 2017 06:23 WIB

Menikmati Dakwah di Dunia Maya

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko
Sosial Media
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sosial Media

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Channel media sosial tak lepas dari konten dakwah. Para dai mulai memanfaatkan jasa live streamingdi Facebook, Instagram, hingga Youtube. Akun-akun mereka pun memiliki viewershingga ratusan ribu.

Nurhadis, seorang yang kesehariannya aktif sebagai aktivis membela pembebasan Palestina dan Masjid al- Aqsha menjadi salah satu pemuda yang kerap mendengar dakwah lewat media sosial. Dia mengaku sangat bersyukur dengan banyaknya ustaz yang menyampaikan ceramah melalui Youtube.

Ceramah tersebut, ujar Nurhadis, bisa menjadi solusi di tengah kesibukannya berkecimpung di lembaga kepalestinaan Aqsa Working Group (AWG). Umat Islam sudah saatnya memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk berdakwah. Ini sangat membantu saya, ujar pria kelahiran asli Lampung itu saat berbincang dengan Republika, Selasa (19/12).

Namun, dia menilai, perlu lebih banyak ustaz yang menyampaikan ceramah yang lebih spesifik.

Dia mencontohkan, KH Abdullah Gymnastiar atau sering disapa Aa Gym yang lebih banyak berceramah tentang urusan qalbu (hati). Pria yang belum lama ini menginjak usia ke-30 tahun itu mengaku tidak memilah dan memilih siapa ustaz yang berceramah. Selama itu baik dan menarik, ia tak mempermasalahkannya. Saya jujur tak melihat siapanya. Selama yang disampaikannya itu baik, mengapa tidak kita ambil. Kanbegitu seharusnya, kata dia.

Ia bercerita, ada salah satu video yang disampaikan oleh salah satu ustaz masih terngiang dibenaknya. Adalah kisah yang disampaikan Ustaz Abdul Shomad tentang dirinya sendiri. Dalam video itu, Ustaz Abdul Shomad berkisah bahwa suatu hari dirinya pergi ke suatu tempat.

Di tempat itu, Ustaz Abdul Shomad bertemu dengan keluarga Nasrani yang mana terjadi kontak komunikasi antara Ustaz Abdul Shomad dan keluarga Nasrani itu. Singkat cerita, keluarga Nasrani itu mengaku kagum dengan ceramah Ustaz Abdul Shomad. Maksud saya, ustaz-ustaz dengan gaya khas seperti ini perlu diperbanyak. Ini menunjukkan, umat Islam bisa diterima di kalangan umat lain, kata Nurhadis yang juga salah satu aktivis Food Flotilla for Myanmar, beberapa waktu lalu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement