Ahad 02 Nov 2025 14:07 WIB

Dua Sisi AI dalam Penggunaannya di Bidang Agama

Kecerdasan buatan atau AI kini mulai masuk ke hampir semua aspek kehidupan.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Ketua MUI Bidang Informasi Komunikasi, KH Masduki Baidlowi menegaskan pemerintah dan masyarakat berperan penting dalam pengelolaan zakat. Peran pemerintah tak diabaikan, partisipasi masyarakat tetap difasilitasi,
Foto: dok MUI
Ketua MUI Bidang Informasi Komunikasi, KH Masduki Baidlowi menegaskan pemerintah dan masyarakat berperan penting dalam pengelolaan zakat. Peran pemerintah tak diabaikan, partisipasi masyarakat tetap difasilitasi,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecerdasan buatan atau AI kini mulai masuk ke hampir semua aspek kehidupan, termasuk urusan agama. Di tengah derasnya arus teknologi, sebagian orang mulai menjadikan kecerdasan buatan sebagai tempat bertanya tentang agama.

Penggunaan AI dalam bidang agama, menurut Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Masduki Baidlowi mempunyai dua sisi, positif dan negatif. 

Baca Juga

"Sisi positifnya AI bisa menjadi pendamping untuk mendalami berbagai masalah yang kita butuhkan, termasuk dalam hal ini AI bisa digunakan untuk mengetahui masalah-masalah keagamaan seperti tafsir, hadits atau fiqih, sejarah Islam dan lain sebagainya," kata Kiai Masduki kepada Republika, Ahad (2/11/2025).

Kiai Masduki mengatakan bahwa Ai juga digunakan untuk aplikasi dakwah. Hanya saja, seluruh informasi yang diberikan AI perlu dilakukan cross check terhadap ulama atau ustaz yang ahli di bidangnya. Sebab, AI punya sisi negatif.

Sisi negatif AI, menurutnya, AI tidak memiliki niat (niyyah), maqasid atau ruh spiritual manusia. AI hanya meniru bahasa, bukan memahami kebenaran.

AI juga bisa menyebabkan terjadinya pseudo-ulama digital. Maksudnya, orang bisa mengutip jawaban AI seperti fatwa, padahal ia tidak memiliki sanad keilmuan, tak memiliki otoritas, maupun tanggung jawab moral.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement