REPUBLIKA.CO.ID, BRATISLAVA -- Islam menjadi agama yang dilarang di Slovakia di bawah undang-undang rancangan baru yang disetujui oleh mayoritas dua per tiga anggota di parlemen. Undang-undang baru membutuhkan setidaknya 50 ribu pengikut agama sebelum memenuhi syarat untuk subsidi negara.
Seperti dilansir dari The Independent, Selasa (6/12), undang-undang tersebut diajukan oleh Partai Nasional Slovakia (SNS) dan memiliki dukungan dari kedua belah pihak yang berkuasa maupun oposisi di parlemen. Sebuah proposal untuk meningkatkan pengikut menjadi 250 ribu telah diblokir.
Menurut sensus terakhir, saat ini ada sekitar 2 ribu orang muslim dari 5,4 juta penduduk yang tinggal di Slovakia. Selain itu, tidak ada masjid yang terdaftar.
“Islamisasi dimulai dengan kebab dan hal tersebut sudah berjalan di Bratislava. Mari kira menyadari apa yang akan kita hadapi dalam lima sampai 10 tahun. Kami harus melakukan segala yang kami bisa sehingga tak ada masjid yang dibangun di masa depan,” ujar ketua SNS, Andrej Danko dalam sebuah wawancara dengan Reuters, seperti yang dikutip dari New Europe, Selasa (6/12).
Pada Mei lalu, Perdana Menteri Slovakia Robert Fico mengatakan Islam tidak memiliki tempat di negara tersebut. Sebab, mayoritas penduduk Slovakia sebanyak 62 persen memeluk agama Katolik Roma.
“Saya pikir itu adalah tugas dari politisi untuk berbicara tentang hal ini secara jelas dan terbuka. Saya tidak berharap ada puluhan ribu umat Islam. Mereka mengubah karakter negara,” kata Fico.
Sisi lain, International Business Times mencatat bahwa Slovakia telah bergabung dengan beberapa negara lain dalam upaya untuk memberikan batasan pada kebebasan beragama. Negara tetangga Slovakia, Hungaria menghadapi kritik dari kelompok Muslim ketika sebuah kota di bagian selatan melarang pembangunan masjid bulan lalu.
Bahkan tahun lalu, Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban memperingatkan dalam sebuah opini editorial di sebuah surat kabar Jerman bahwa umat Islam harus dijauhkan dari negara sebagai cara untuk menjaga Eropa tetap beragama Kristen.
Noer Qomariah Kusumawardhani