Rabu 19 Apr 2017 17:02 WIB

Saran Istri kepada Suami

Rep: Yusuf Ashiddiq/ Red: Agung Sasongko
Pasangan suami istri
Foto: Republika/Prayogi
Pasangan suami istri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syahdan, usai perundingan Hudaibiyah dengan orang-orang Quraisy, Nabi Muhammad SAW berkata pada para sahabat. ''Bangkit dan berdirilah kalian semua, sembelihlah hewan-hewan kurban kalian. Dan bercukurlah.''

Akan tetapi, tak seorangpun melaksanakan perintah ini, karena agak kecewa dengan isi perjanjian itu. Nabi SAW sampai tiga kali mengulangi perkataannya, namun tetap tak ada respons.

Tak lama, Nabi pun masuk ke bilik istrinya, Ummu Salamah, dan menceritakan apa yang terjadi. ''Wahai Nabi Allah, apakah engkau suka melihat kejadian seperti itu. Keluarlah dan jangan berkata apapun kepada mereka, lalu sembelihlah untamu dan panggillah tukang cukurmu.''

Maka, Nabi segera bergegas menghampiri para sahabat tanpa berkata apa-apa, mengambil seekor unta dan menyembelihnya, dan memanggil tukang cukur untuk mencukur rambut beliau. Melihat itu, para sahabat lantas melakukan hal yang sama.

Ada hikmah di balik kisah itu. Dialog antara Nabi SAW dengan istrinya, Ummu Salamah, menunjukkan pentingnya peran istri dalam membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi suami.

Berkat pertolongan Allah SWT, dan saran dari Ummu Salamah, Rasulullah pun akhirnya mampu memecahkan persoalan politik yang cukup rumit tersebut.

Di sini, Rasulullah benar-benar mempraktikkan prinsip musyawarah, meminta pendapat dari orang lain (dalam hal ini adalah istri beliau), dan mengakomodasi saran yang dinilainya baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement