Rabu 08 Feb 2017 14:52 WIB

Menyoal Hadiah dari Undian

Rep: Ferry Kisihandi/ Red: Agung Sasongko
Undian berhadiah handphone (ilustrasi).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Undian berhadiah handphone (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kegirangan muncul saat seseorang memperoleh hadiah. Banyak jalan hadiah itu sampai kepada seseorang.

Mungkin saja sahabat atau keluarganya memberikan kepada orang tersebut atau ia meraihnya dari sebuah undian yang diikuti. Ia membeli sebuah produk dengan harga tertentu, diberi kupon atau sejenisnya, kemudian diundi.

Dalam industri perbankan, nasabah dijanjikan hadiah tertentu jika saldo tabungan mencapai angka yang telah ditetapkan. Bisa juga dengan memperhitungkan kelipatan saldo tertentu. Nama nasabah itu diundi untuk mendapatkan salah satu dari sejumlah hadiah yang disediakan.

Syekh Yusuf al-Qaradhawi memberikan penjelasan mengenai hadiah dan undian ini melalui bukunya, Fatwa-Fatwa Kontemporer. Menurut dia, hal yang sudah jelas mengenai hal ini adalah hadiah-hadiah yang disediakan untuk memotivasi dan mengajak pada peningkatan ilmu pengetahuan dan amal saleh.

Misalnya, hadiah bagi pemenang perlombaan menghafal Alquran, juga untuk mereka yang menorehkan prestasi dalam kajian ilmu pengetahuan. Sebuah hadis yang diriwayatkan Ahmad dari Ibnu Umar, mengungkapkan, Nabi Muhammad menggelar balapan kuda. Beliau memberikan hadiah kepada pemenangnya.

Di waktu lain, Rasulullah menyerahkan hadiah kepada para sahabatnya yang ia anggap sukses dalam meningkatkan pelayanan terhadap umat Islam. Mereka yang diganjar hadiah adalah yang memenuhi syarat. Biasanya, sebuah panitia dibentuk dengan tujuan menilai apakah seorang sahabat layak mendapatkan hadiah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement