Sabtu 28 Jan 2017 23:21 WIB

Ini Strategi Mematangkan Pengalaman Dakwah

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Agung Sasongko
Dakwah
Foto: Dok. Republika
Dakwah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua STID Mohammad Natsir Dwi Budiman mengungkapkan, sejak awal STID didirikan oleh Dewan Dakwah Indonesia memang bertujuan untuk mencetak dai yang siap diterjunkan ke masyarakat. Dalam penyusunan kurikulum, pihaknya pun berupaya memberikan porsi lebih besar kepada kegiatan praktik dibandingkan teori pembelajaran di kelas.

Kendati demikian, teori atau materi pembelajaran tentang dakwah tetap diberikan sebagai bekal untuk berpraktik. "Seperti kuliah tentang usul dakwah atau filsafat dakwah, ilmu dakwah, tafsir ayat, dan hadis dakwah, serta sejarah dakwah mulai dari zaman nabi sampai tokoh dakwah di Indonesia," ucapnya menjelaskan.

Untuk mematangkan pemahaman dan pengalaman dakwah, STID Mohammad Natsir memiliki program pengabdian selama satu tahun untuk para mahasiswa yang telah lulus. Menurut Dwi, ada dua tujuan dari program tersebut. Pertama, kata dia, adalah tujuan lembaga. "Sebagaimana saya katakan bahwa STID ini dibangun untuk melahirkan para dai. Jadi program pengabdian ini memang dibentuk sendiri oleh Dewan Dakwah agar bisa tetap mengirimkan dai-dai ke daerah," tuturnya.

Tujuan kedua yakni untuk memberikan wadah kepada para mahasiswa/i di STID untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah mereka pelajari di kampus. "Diharapkan dengan program pengabdian ini mereka bisa semakin menghayati teori dan praktik yang telah mereka dapatkan di STID," ujar Dwi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement