Ahad 22 Jan 2017 19:30 WIB

Menunggu Lahirnya Toko Buku Umat

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Agung Sasongko
Tema: Toko Buku Islam
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Tema: Toko Buku Islam

REPUBLIKA.CO.ID, sudah waktunya umat Islam memiliki toko buku jejaring nasional. Lewat sistem distribusi toko buku Islam, maka akan mengurangi ketergantungan penerbit-penerbit buku Islam terhadap retail toko buku modern.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) cabang DKI Jakarta, Hikmat Kurnia. Dari kalangan penerbit, ujar Hikmat, semakin banyak saluran distribusi, maka akan semakin baik. Dengan demikian, akan lebih banyak buku yang bisa sampai ke masyarakat. Selain itu, adanya toko buku Islam juga akan menjadi alternatif pasar.

''Justru kalau semakin banyak saluran, justru semakin baik. Jadi kalau ada kalangan mau bikin toko buku, tentu kami support. Selain itu, itu juga akan jadi alternatif pasar, dan jika Islam tentu bisa menimbulkan kedekatan dari sisi emosional,'' ujar Hikmat kepada Republika.

Sebenarnya, sudah ada toko buku yang mengkhususkan diri untuk menerbitkan buku-buku Islam. Namun, sayangnya jaringan yang mereka miliki tidak seluas dari retail toko buku umum. Selain itu, pengembangan dari toko-toko buku Islam itu juga belum terlihat secara signifikan, terutama dari jumlah dan penyebaran outlet.

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Shalahudin Wahid, pun mendorong gagasan ini direalisasikan. Dia menjelaskan, sudah waktunya umat memiliki toko buku sendiri yang bisa bersaing dengan toko buku mainstream saat ini.

Menurut Gus Solah, kehadiran toko buku umat dengan jaringan nasional akan bermanfaat bagi penerbit sendiri. Catatannya, kata dia, toko buku itu harus dikelola profesional. "Momentumnya tepat setelah 212 kemarin," kata dia saat berkunjung ke kantor Republika belum lama ini.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement