Senin 19 Dec 2016 06:00 WIB

MPM Muhammadiyah Bentuk Komunitas Sahabat Difabel

Rep: kamran dikarma/ Red: Damanhuri Zuhri
Sejumllah difabel mengikuti workshop yang digelar MPP PP Muhammadiyah
Foto: Heri Purwata/Republika
Sejumllah difabel mengikuti workshop yang digelar MPP PP Muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah dan Pengurus Pusat Aisyiyah menggagas berdirinya komunitas Sahabat Difabel. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Perguruan Tinggi Muhammdiyah-Aisyiyah Yogyakarta, Ahad (18/12).

Wakil Ketua MPM Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Sarjito, mengatakan salah satu motivasi dibentuknua Komunitas Sahabat Difabel adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kedudukan yang sama.

"Tidak ada perbedaan antara yang berbeda latar belakang suku, ras, warna kulit, agama. Termasuk tidak ada pengkhususan bagi orang yang normal dan yang terlahir sebagai penyandang disabilitas. Kita semua adalah sama," ujar Sarjito seperti dikutip situs Muhammadiyah.

Alquran, lanjutnya menerangkan, juga telah menjelaskan tentang hal tersebut. Salah satunya termaktub dalam surah Al-Hujurat ayat 49. Ayat tersebut berbunyi, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Menurut Sarjito, ayat itu menegaskan pada dasarnya perbedaan yang ada pada diri manusia memiliki hikmah agar manusia dapat saling mengenal. “Tidak ada yang istimewa. Ganteng, cantik, belum tentu istimewa. Yang memiliki kelebihan adalah yang paling bertakwa,” tuturnya.

Oleh sebab itu, MPM Muhammadiyah, kata Sarjito, menggalakkan dakwah di komunitas difabel dalam rangka menggugah kepedulian terhadap sesama. Termasuk kepada mereka yang menyandang disabilitas.

Selain di Perguruan Tinggi Muhammdiyah-Aisyiyah Yogyakarta, komunitas Sahabat Difabel juga akan dibentuk di lima universitas Muhammadiyah lainnya. Yakni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Purworejo dan Universitas Muhammadiyah Magelang.

Komunitas ini nantinya akan menjadi sarana sosialisasi terhadap civitas kampus untuk lebih mengetahui tentang isu-isu difabel. Dengan demikian masyarakat kampus diharpkan akan lebih akrab dengan kaum difabel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement