Rabu 14 Dec 2016 12:28 WIB

Ketua MUI Buka Seminar Internasional Selamatkan Rohingya

Rep: wahyu suryana/ Red: Damanhuri Zuhri
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhyiddin Junaidi
Foto: foto : Wisnu Aji Prasetyo
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhyiddin Junaidi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI), Perkumpulan Lembaga Dakwah dan Pendidikan Islam Indonesia (Puldapii) dan Perhimpunan Al Irysah menggelar seminar internasional Save Rohingya. Seminar mengangkat tema Solusi Komprehensif Atas Tragedi Kemanusiaan di Myanmar.

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, KH Muhyiddin Junaidi, mengatakan seminar bertujuan menumbuhkan kesadaran orang-orang di Indonesia. Ia menegaskan, secara moral Indonesia memiliki kewajiban membantu warga Rohingya di Myanmar, terutama sebagai negara degnan populasi Muslim terbesar dunia.

"Kita sudah bantu saudara-saudara di Palestina, itu terus kita lakukan, sekarang sudah saatnya Indonesia sebagai founding fathers ASEAN membantu Muslim di Myanmar," kata Muhyiddin, Rabu (14/12).

Ia menerangkan, MUI sendiri sudah mengirimkan surat ke perwakilan PBB di Jakarta, bertemua Presiden Joko Widodo, serta menyampaikan petisi ke Menlu Retno Marsudi. Tapi, secara bersamaan Indonesia tetap menghargai Protokol ASEAN yang melarang adanya intervensi kepada urusan internal masing-masing negara ASEAN.

Muhyiddin menjelaskan, umat Islam di Indonesia ikut bangga dengan masyarakat Malaysia yang berani turun ke jalan dan berunjuk rasa meminta perlindungan kepada warga Rohingya. Namun, ia menegaskan Indonesia memiliki cara tersendiri dan memilih tidak menggunakan megaphone policy, menjauhkan diri dari promosi milenia.

Ternyata, lanjut Muhyiddin, usaha Indonesia sendiri sudah bisa mencapai kemajuan yang cukup terasa, diundangnya Menlu Retno Marsudi untuk bertemu Aung San Suu Kyi. Itu pula yang menjadi langkah terang dibukanya pintu Myanmar untuk masuk bantuan-bantuan kemanusiaan kepada Rohingya, terutama bagi anak-anak dan wanita.

"Mudah-mudahan semua usaha bisa didengar pemerintah Myanmar, mengetuk hati nurani pengambil keputusan di Myanmar agar mengakui umat Islam di Myanmar," ujar Muhyiddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement